Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Petinggi Biro Statistik Ungkap Apartemen Kosong Bertebaran di China

Mantan Petinggi Biro Statistik China blak-blakan soal krisis properti yang tengah melanda Negeri Panda.
Pekerja dengan alat pelindung diri (APD) duduk di kendaraan yang diubah menjadi stasiun pengujian Covid-19 seluler selama lockdown di Shanghai, China, Senin (25/4/2022). Shanghai menjadi pusat wabah Covid-19 terburuk di China setelah kejadian di Wuhan beberapa tahun lalu. Sebanyak 138 Jiwa dilaporkan meninggal dunia pada gelombang kali ini. Bloomberg
Pekerja dengan alat pelindung diri (APD) duduk di kendaraan yang diubah menjadi stasiun pengujian Covid-19 seluler selama lockdown di Shanghai, China, Senin (25/4/2022). Shanghai menjadi pusat wabah Covid-19 terburuk di China setelah kejadian di Wuhan beberapa tahun lalu. Sebanyak 138 Jiwa dilaporkan meninggal dunia pada gelombang kali ini. Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Pejabat Wakil Kepala Biro Statistik China He Keng (81) mengungkapkan pandangannya terhadap krisis pasar properti yang sedang melanda Negeri Panda.

Dia mengkritik keadaan pasar properti yang makin buruk. Bahkan, pihaknya menyatakan populasi besar China yang mencapai 1,4 miliar orang pun tidak akan cukup untuk mengisi seluruh apartemen kosong yang tersebar di seluruh negeri.

“Berapa banyak rumah kosong saat ini? Setiap ahli memberikan angka yang sangat berbeda, dengan yang paling ekstrem percaya bahwa jumlah rumah kosong saat ini cukup untuk 3 miliar orang,” ujarnya dalam forum di kota Dongguan, Cina Selatan berdasarkan video yang dirilis China News Service yang dikutip Bisnis dari Reuters, Minggu (24/9/2023)

Komentarnya datang sebagai respons terhadap krisis yang telah melanda sektor properti China sejak 2021, ketika raksasa properti China Evergrande Group yang mengalami kegagalan dalam membayar utangnya setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan keras untuk membatasi peminjaman baru. 

Bahkan, pengembang properti besar seperti Country Garden Holdings terus berjuang mendekati kebangkrutan, yang menyebabkan sentimen pembeli rumah tetap lesu.

Data terbaru dari Biro Statistik Nasional (NBS) menunjukkan bahwa hingga akhir Agustus, luas lantai gabungan rumah yang belum terjual mencapai 648 juta meter persegi, setara dengan sekitar 7,2 juta rumah, di mana ukuran rata-rata rumah yang digunakan sebagai patokan adalah 90 meter persegi.

Angka ini belum termasuk proyek-proyek perumahan yang sudah terjual tetapi belum selesai karena masalah arus kas, atau rumah-rumah yang dibeli oleh spekulator selama puncak pasar pada 2016 yang masih kosong. 

Pernyataan tajam dari He Keng ini berlawanan dengan narasi resmi yang menyatakan bahwa ekonomi China tetap "tahan banting." Di mana, pernyataannya mencerminkan keprihatinan yang semakin meningkat terhadap krisis properti yang menghadapi negara ini.

Sementara itu, sebagai tanggapan terhadap kritik He Keng yang menyoroti kompleksitas masalah dalam pasar properti China yang saat ini terjadi, seorang juru bicara dari Kementerian Luar Negeri pun angkat bicara. 

"Berbagai macam komentar yang memprediksi keruntuhan ekonomi China terus muncul dari waktu ke waktu, namun yang runtuh adalah hanya omongan semacam itu, bukan ekonomi China itu sendiri," katanya dalam konferensi pers terbaru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper