Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) Novel Arsyad masih menunggu arahan pemerintah terkait kelanjutan rencana merger dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).
Dalam laporannya, Novel mengungkapkan bahwa hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan arahan lanjutan mengenai wacana merger antara PTPP dan WIKA sebagaimana direncanakan oleh Kementerian BUMN.
"Merger WIKA dan PTPP itu di kementerian, kami masih belum dapat arahan persis dari kementerian," jelasnya saat ditemui di kompleks DPR RI, Rabu (20/9/2023).
Novel memastikan sebelum melaksanakan merger tersebut nantinya PTPP dan WIKA akan mendapatkan arahan terlebih dahulu mengenai progres pelaksanaan merger yang akan disampaikan BUMN.
Di samping itu, Novel juga menjelaskan bahwa tahapan merger tersebut harus terlebih dahulu mengantongi izin dan persetujuan sejumlah pemegang saham.
"Nah, yang itu [soal pandangan pemegang saham] saya belum bisa bicara banyak. Karena kan sepenuhnya masih digodok di Kementerian BUMN. Nanti kalau sudah jelas baru bisa kita sampaikan. Kami juga masih menunggu, nanti saya ngomong salah," pungkasnya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memang tengah berencana untuk melakukan konsolidasi atau merger BUMN Karya yang nantinya akan berada di bawah naungan PT Danareksa (Persero).
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, implementasi rencana merger tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar. Namun, dia memastikan rencana tersebut akan masuk dalam roadmap BUMN 2024-2034.
Erick menyebutkan, BUMN Karya yang akan merger dalam waktu 3 tahun ke depan, yakni PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).
"Nanti Hutama Karya [merger] dengan Waskita, lalu PP dengan WIKA dan ini ada prosesnya semua. Saya sudah bilang perlu waktu 3 tahunan jadi nggak bisa selesai tahun ini," kata Erick.
Di samping itu, Erick juga dilaporkan bakal mengharmonisasikan laju bisnis BUMN Karya melalui upaya re-focussing proyek. Pasalnya, dia melihat BUMN Karya banyak yang menjalankan bisnis tidak sesuai fokus.