Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Merana, Pengusaha Menjerit

Setelah sempat merasakan manisnya cuan dari melambungnya harga batu bara pada tahun lalu, kini para pengusaha emas hitam harus menghadapi kondisi terhimpit.
Pekerja melakukan inspeksi pengangkutan batu bara di atas ban berjalan./Bloomberg - Dadang Tri
Pekerja melakukan inspeksi pengangkutan batu bara di atas ban berjalan./Bloomberg - Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA - Sudah jatuh, tertimpa tangga, kondisi itu lah yang tengah dialami para pengusaha batu bara. Pasalnya, himpitan dari tren penurunan harga emas hitam, masih juga diikuti dengan peningkatan biaya operasional yang membuat para pengusaha kian menjerit. 

Dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 290.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan untuk Bulan September tahun 2023 tertanggal 14 September 2023, untuk HBA dengan kesataran kalori 6.322 kcal per kg GAR, total moisture 12,26 persen, sulphur 0,66 persen, dan Ash 7,94 persen berada di harga US$133,13 per ton.

Nilai ini tercatat mengalami penurunan cukup dalam dibandingkan dengan HBA pada Agustus 2023 yang berkisar pada harga US$179,90 per ton.

Adapun, untuk HBA itu nantinya diperuntukan untuk harga jual batu bara guna penyediaan listrik untuk kepentingan umum dan HBA ini digunakan untuk patokan harga batu bara untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku atau bahan bakar industri dalam negeri selain industri pengolahan dan pemurnian mineral logam.

Di sisi lain, harga batu bara berjangka untuk kontrak November 2023 di ICE Newcastle Futures terpantau meningkat tipis 0,38 persen pada US$169,75 per ton pada perdagangan Senin (18/9/2023) waktu setempat.

Direktur Eksekutif Asosiasi Penambang Batu bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia Hendra mengatakan dengan masih turunnya harga batu bara ini membuat pelaku usaha kian terhimpit.

Menurutnya, penurunan harga batu bara juga diikuti dengan kondisi naiknya beban biaya operasional atau produksi yang dipicu oleh kenaikan biaya bahan bakar, besarnya stripping ratio, dan beban-beban lainnya.

“Selain itu margin perusahaan semakin tertekan dengan tambahan beban biaya akibat regulasi terutama kenaikan tarif royalti,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (17/9/2023).

Sementara itu, dia menilai bahwa penurunan harga batu bara ini disebabkan oehl terjadinya kelebihan pasokan di pasar batu bara.

“Produksi dari negara-negara produsen atau eksportir batu bara cukup besar sementara demand meski mengalami kenaikan namun pasokan masih berlebih sehingga harga tertekan,” kata Hendra.

Untuk mengatasi hal itu, kata Hendra, sejumlah perusahaan batu bara melakukan efisiensi dalam kegiatan operasional mereka.

Dia menegaskan, belum terdapat perusahaan batu bara yang mengurangi atau menghentikan produksi mereka di tengah efisiensi yang diterapkan. Namun, para perusahaan batu bara harus terima dengan menipisnya cuan yang dapat dikantongi.

“Iya tentu saja perusahaan melakukan efisiensi. Dalam bisnis, efisiensi dalam segala hal,” kata Hendra kepada Bisnis, Senin (18/9/2023).

Hendra menuturkan, harapan perbaikan harga batu bara terjadi pada kuartal IV. Menurutnya, pada periode tersebut secara tren permintaan batu bara akan lebih meningkat.

"Harapannya sih akan rebound lagi karena quartal 4 ini biasanya demand meningkat, termasuk dari Tiongkok diperkirakan demand di sisa akhir tahun menguat,” ucap Hendra.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani membeberkan sejumlah faktor yang memengaruhi nilai ekspor bakal stagnan di akhir tahun.

Menurutnya, permintaan dan harga komoditas ekspor andalan Indonesia kemungkinan besar hanya akan naik tipis.

"Harapannya sih akan rebound lagi karena kuartal IV ini, biasanya demand meningkat, termasuk dari China diperkirakan demand di sisa akhir tahun menguat,” ucap Hendra.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper