Bisnis.com, JAKARTA - Pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang mengeluhkan penjualan anjlok akibat digempur produk murah yang dijual di Live Shopping TikTok. Meskipun turut menjajal ikuti penjualan via online, sayangnya sebagian besar produk mereka tak kunjung laris-manis.
Jesica, salah satu penjual pakaian muslim wanita di Blok A, Pasar Tanah Abang mengaku mulai ikut menjual secara live di TikTok Shop dalam setahun terakhir. Namun, menurutnya penjualan di online pun tidak naik signifikan.
"Karena pejualannya lagi anjlok banget di offline storenya, makanya kita juga ikutan online. Soalnya hebohnya TikTok tuh," ujar Jesica saat ditemui di lapaknya, Selasa (19/9/2023).
Jesica mengaku penjualan secara Live di TikTok rata-rata hanya sekitar 4-5 pakaian. Adapun dia melakukan penjualan secara Live di TikTok Shop selama 4 jam dalam sehari, yakni 2 jam pertama di pagi hari, dan 2 jam sisanya di sore hari jelang tokonya tutup.
Dia mengatakan penjualan di online tidak seramai yang dilakukan para artis dan influencer yang berdagang di TikTok Shop. Hanya akun-akun di FYP yang diserbu para penonton dan pembeli.
Di sisi lain, harga jual produk di TikTok jauh lebih murah dari yang ditawarkan Jesica. Misalnya, di offline store, Jesica menjual bajunya dengan harga Rp350.000, tapi ada produk serupa yang dijual di TikTok Shop dengan harga Rp250.000.
Baca Juga
Jesica mengaku tidak membedakan harga jual di toko fisik maupun di online. Musababnya harga tersebut telah dimasukan biaya sewa toko hingga gaji karyawan. Meskipun diakui Jesica kalau TikTok kerap memberikan voucer cashback atau diskon harga pada produk yang dia jual.
"Harga bisa dikurangi gara-gara ada voucer dari TikTok langsung, jadi langsung turun [harga] kayak gitu otomatis," jelas Jesica.
Lebih lanjut, dia membeberkan bahwa tak jarang dirinya menemukan model produk serupa miliknya dengan harga dan kualitas lebih rendah di jual TikTok Shop. Menurutnya, para pembeli tidak bisa membedakan kualitasnya secara langsung hingga kerap beralih pada produk yang lebih murah. Sementara Jesica mengaku membuat produknya sendiri dengan kualitas bahan yang bisa dijamin keasliannya.
"Banyak juga yang tiru-tiru model. Kita kan produksi sendiri. Banyak yang tiru terus bahannya dibedain [kualitasnya] dan harganya dianjlokin. Di kamera kan ketipu kelihatannya, enggak kelihatan kualitas barangnya. Tapi anggapannya kita yang jual mahal," bebernya.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan saat ini banyak influencer dari kalangan publik figur yang mempromosikan produk impor di platform digital e-commerce maupun social commerce. Aktivitas promosi mereka dianggap telah merugikan pedagang UMKM di pasar fisik maupun pasar digital.
"Memang banyak influencer figur di kalangan artis di medsos yang punya followers banyak mempromosikan produk dari luar. Mungkin ini salah satu penyebabnya [usaha UMKM terpuruk]," ujar Teten di Pasar Tanah Abang Blok A, Selasa (19/9/2023).
Teten menduga adanya arus deras barang impor berupa barang konsumsi yang masuk ke Indonesia dengan harga yang sangat murah. Hal tersebut membuat produk lokal sulit bersaing secara offline maupun online. Padahal, dari segi kualitas produk lokal dinilai lebih baik dari produk impor.
"Ini sangat murah [harganya] enggak masuk akal" katanya.