Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat memandang bahwa Indonesia tetap perlu melakukan antisipasi meskipun surplus neraca perdagangan pada Agustus 2023 meningkat hampir dua kali lipat menjadi US$3,12 miliar dari surplus sebelumnya pada Juli 2023 sebesar US$1,31 miliar.
Adapun, surplus perdagangan Agustus 2023 menjadikan Indonesia mengalami surplus perdagangan selama 40 bulan bertutur-turut.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan kenaikan surplus perdagangan pada Agustus 2023 dibayangi oleh pelemahan impor barang modal dan produksi.
Sebagaimana diketahui, laporan BPS mencatat nilai impor Indonesia pada Agustus 2023 sebesar US$18,88 miliar atau turun 3,53 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Yang perlu diperhatikan adalah impor barang konsumsinya naik, sedangkan impor bahan baku mengalami penurunan," ujar Faisal saat dihubungi, Jumat (15/9/2023).
Di sisi lain, Faisal menilai bahwa surplus perdagangan akan semakin tergerus secara perlahan di akhir tahun. Musababnya, nilai ekspor juga cenderung melemah dalam beberapa waktu belakangan seiring menurunnya harga komoditas ekspor unggulan Indonesia.
Baca Juga
Oleh karena itu, sebagai antisipasi, dia menekankan agar pemerintah dan pelaku usaha bisa turut mendongkrak ekspor produk manufaktur yang memiliki nilai tambah. Dengan meningkatkan ekspor barang jadi, dia mengatakan prestasi kinerja ekspor akan lebih berkelanjutan.
"Tren ke depan akan ada kecenderungan surplusnya akan sedikit demi sedikit menipis karena harga komoditas ekspor umumnya melemah," ujarnya.
Sebagai informasi, BPS mencatat nilai ekspor Agustus 2023 mencapai US$22 miliar atau naik 5,47 persen dibandingkan Juli 2023. Secara rinci ekspor migas sebesar US$1,32 miliar atau naik 7,05 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu ekspor nonmigas di bulan Agustus 2023 juga naik 5,35 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi US$20,69 miliar.
Adapun, tiga komoditas unggulan yang berkontribusi terhadap nilai ekspor nonmigas Agustus 2023 yaitu batu bara, minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), serta besi dan baja.
Nilai ekspor ketiga komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 33,31 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Agustus 2023.
Pada Agustus 2023, nilai ekspor nonmigas tercatat sebesar US$20,69 atau naik 5,35 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Nilai ekspor batu bara pada Agustus 2023 turun secara bulanan maupun tahunan. Secara bulanan nilai ekspor batu bara turun 8,24 persen month to month (mtm), sedangkan secara tahunan turun 48,91 persen year on year (yoy). Adapun, batu bara berkontribusi sebesar 10,89 persen terhadap ekspor nonmigas Agustus 2023.
Sementara itu, nilai ekspor minyak kelapa sawit pada Agustus 2023 berkontribusi 11,06 persen terhadap nilai ekspor nonmigas Agustus 2023. Nilai ekspor kelapa sawit secara bulanan naik 5,32 persen (mtm), tapi turun 35,23 persen secara tahunan (yoy).
Selain itu, komoditas besi dan baja juga menjadi pendorong ekspor Agustus 2023. Adapun, kontribusi ekspor besi dan baja mencapai 10,82 persen. Nilai ekspor besi dan baja naik 1,27 persen secara bulanan dan turun 0,96 persen secara bulanan.