Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Babak Baru Lawan China, AS Teken Kerja Sama Semikonduktor dengan Vietnam

AS-Vietnam menjalani kemitraan dengan kesepakatan pembelian pesawat Boeing dan rencana chip dan logam tanah jarang (LTJ).
Presiden AS Joe Biden menghadiri pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong di Markas Besar Partai Komunis Vietnam di Hanoi, Vietnam, 10 September 2023./Reuters
Presiden AS Joe Biden menghadiri pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong di Markas Besar Partai Komunis Vietnam di Hanoi, Vietnam, 10 September 2023./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjalin kesepakatan dengan Vietnam mengenai semikonduktor dan mineral pada Minggu (10/9/2023), setelah menjalani konflik yang panjang dengan Vietnam. 

Kemitraan AS-Vietnam dinilai Biden sebagai dorongan untuk menunjukan kepada mitranya di Indo-Pasifik dan Dunia, bahwa AS adalah negara Pasifik dan tak akan pergi kemanapun. 

“Kita dapat menelusuri kemajuan selama 50 tahun antara negara-negara kita, mulai dari konflik hingga normalisasi, hingga peningkatan status baru ini,” jelasnya, seperti dikutip dari Reuters, Senin (11/9). 

AS sendiri mendorong kemajuan ini selama berbulan-bulan karena Negeri Paman Sam tersebut melihat Vietnam sebagai negara kunci dalam strateginya untuk mengamankan rantai pasokan global dari risiko yang berhubungan dengan China. 

Lewat pertemuan tersebut, diketahui bahwa Vietnam Airlines diperkirakan menandatangani perjanjian awal untuk membeli sekitar 50 jet Boeing 737 Max dalam kesepakatan senilai US$10 miliar.

Kemudian, perusahaan-perusahaan teknologi AS seperti para eksekutif dari Google, Intel, Amkor, Marvell, GlobalFoundries, dan Boeing akan bertemu pada Senin (11/9) dengan para eksekutif teknologi Vietnam dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken di Hanoi.

Namun diluar hal tersebut, para pejabat AS mengatakan bahwa inti dari rencana aksi yang diadopsi selama kunjungan Biden adalah mengenai semikonduktor. 

Masih belum jelas juga apa arti lain dari kemitraan ini. AS sendiri memiliki US$100 juta per tahun selama lima tahun berdasarkan Undang-Undang CHIPS untuk mendukung rantai pasokan semikonduktor secara global. Para pejabat mengatakan bahwa sebagian besar dana tersebut dapat disalurkan ke Vietnam. 

Dukungan yang lebih besar untuk melatih pekerja terampil juga merupakan bagian dari kesepakatan tersebut. Vietnam sendiri sedang menghadapi banyak kekurangan insinyur di sektor chip.  

Kemudian, selain semikonduktor, isu penting lainnya adalah penguatan rantai pasok pada mineral-mineral penting, terutama pada rare earth atau logam tanah jarang (LTJ). Menurut perkiraan AS, Vietnam memiliki simpanan LTJ terbesar di dunia setelah China. 

Menurut sumber, kesepakatan mengenai LTJ akan tercapai selama kunjungan Biden yang berakhir pada Senin (11/9) ketika Biden kembali ke Amerika

Namun di lain sisi. rincian mengenai rencana tersebut masih sedikit. Menurut sumber yang terlibat dalam salah satu rencana baru-baru ini, berbagai upaya yang dilakukan perusahaan AS di masa lalu untuk bermitra dengan perusahaan-perusahaan tanah jarang di Vietnam belum berhasil. 

Selain itu, Hak asasi manusia masih menjadi isu yang kontroversial dimana para pejabat AS sering mengkritik Vietnam karena memenjarakan aktivis dan membatasi kebebasan berekspresi. 

Vietnam sendiri mungkin menunjukan niat baik dan para diplomat menyarankan agar para aktivis dapat dibebaskan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper