Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Poin-poin Penting Hari Pertama KTT Asean, dari 93 Proyek Investasi hingga Kendaraan Listrik

Berikut poin-poin penting pada hari pertama pelaksanaan KTT ke-43 Asean di Jakarta, 5 September 2023
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pandangan saat Sesi Retreat KTT ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (5/9/2023). MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pandangan saat Sesi Retreat KTT ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (5/9/2023). MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA –Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 Asean di Jakarta telah dimulai pada Selasa (5/9/2023). Pada hari pertama, terdapat sejumlah poin-poin penting yang menjadi pembahasan.

Dalam pembukaan Asean Indo-Pacific Forum (AIPF), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan terdapat 93 proyek investasi bersama dengan kesepakatan proyek kerja sama antara anggota Asean dan mitra negara dengan nilai US$38,2 miliar atau setara Rp580,6 triliun

"Saya mengapresiasi dukungan dan kontribusi negara Asean dan mitra Asean, sehingga telah terkumpul 93 proyek kerja sama senilai US$ 38,2 miliar," ujar Jokowi saat memberikan kata sambutan di AIPF. 

Adapun Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa ada empat fokus bidang yang sedang didorong dalam 93 proyek kerja sama Asean dan negara mitra tersebut.

Erick menyatakan bahwa salah satu bidang tersebut antara lain adalah dalam digital ekonomi. Dia mengatakan Indonesia menjadi negara dengan digital ekonomi terbesar di dunia. 

"Kita fokus di empat bidang yang kita sedang dorong, bagaimana misalnya seperti Telkom sedang investasi secara maksimal untuk memastikan data center kita, karena digital ekonomi kita kan terbesar di Asia Tenggara," katanya, saat ditanyai wartawan usai AIPF di Hotel Mulia Jakarta, pada Selasa (5/9/2023). 

Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani menyampaikan, dari 93 proyek tersebut, sekitar 65 persen akan diimplementasikan di Indonesia.

“[Dari 93 proyek], lebih [dari] 65 persen saat ini rencananya akan diimplementasikan di Indonesia,” kata Rosan kepada awak media di sela-sela KTT ke-43 Asean di Hall B JCC, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Dalam konferensi pers, Rosan menuturkan bahwa nantinya dalam program AIPF akan dilakukan business matching yang melibatkan 129 perusahaan.

Adapun total proyek Indonesia yang akan ditawarkan dalam program ini sebanyak 39 proyek yang terdiri dari 35 proyek BUMN dan 4 proyek Kementerian PPN/Bappenas. Sementara itu, 11 proyek berasal dari negara-negara lain di Asean seperti Filipina, Thailand, Malaysia, Myanmar, dan Brunei Darussalam. 

Indonesia memperkirakan, dari business matching tersebut akan ada tambahan potensi kerja sama senilai total US$50 miliar yang terdiri dari BUMN senilai US$22 miliar, Bappenas US$10 miliar, dan 11 proyek lainnya US$810 juta. 

Sementara  itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah tengah menggodok pola kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di kawasan Asean.

“Ini memang kita sedang bicarakan di Kemenlu, formatnya seperti apa,” kata Moeldoko kepada awak media, Selasa (5/9/2023).

Moeldoko menjelaskan, format kerja sama tersebut sedang dibahas, apakah kerja sama dilakukan mulai sektor hilir ke hulu atau di hulunya saja. 

Dari sistem pengisian daya atau charging baterai kendaraan listrik misalnya. Moeldoko menyebut, sistem charging baterai perlu dipikirkan akan dibuat seperti apa, jika ada pergeseran kendaraan dari Malaysia ke Indonesia menggunakan mobil listrik.

Kemudian dari sisi hilirnya, apakah sumber daya yang dimiliki dapat menjadi bagian untuk pembuatan baterai di kawasan Asean. 

Dalam kesempatan lain, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan ada 11 dokumen yang dihasilkan dari sesi pleno KTT Asean 2023. Dia mengatakan bahwa di dalam sesi pleno, para leaders Asean mencatat Visi Masyarakat Asean 2045 yang sudah didukung oleh para Menlu Asean.

Selain itu, para leaders juga mencatat Rules of Procedure Mekanisme Pengambilan Keputusan yang juga telah disahkan para Menlu Asean.

"Kita memang ingin Sekretariat Asean diperkuat. Dan sejalan dengan prioritas Asean ini, para Pemimpin Asean memutuskan untuk mengubah nama Asean Secretariat (Sekretariat Asean) menjadi Asean Headquarters (Markas Besar Asean)," kata Retno kepada wartawan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper