Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Shipping Beberkan Strategi Capai Net Zero Emision

Pertamina Internasional Shipping (PIS) menerapkan sejumlah strategi untuk menekan emisi karbon dalam operasionalisasinya.
Kapal Gas Attaka milik Pertamina International Shipping (PIS) saat melepas jangkar di luar dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jumat (28/10/2022). /Bisnis-Alif N. Rizqi
Kapal Gas Attaka milik Pertamina International Shipping (PIS) saat melepas jangkar di luar dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jumat (28/10/2022). /Bisnis-Alif N. Rizqi

Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina International Shipping (PIS), menerapkan sejumlah strategi untuk menekan emisi karbon. 

Direktur Utama PIS, Yoki Firnanda mengatakan bahwa pihaknya memiliki beberapa strategi guna mengurangi emisi karbon yang mereka hasilkan, salah satunya dengan mengganti bahan bakar.

“Kami akan tetap melakukan apa yang kami lakukan. Namun, dalam pengoperasian operasional, kami mencoba menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan,” kata Yoki dalam acara acara Bloomberg CEO Forum at Asean di Hotel Fairmont, Rabu (6/9/2023).

Selain mengganti bahan bakar, Yoki pun menyebut bahwa pihaknya akan berinvestasi pada kapal yang lebih ramah lingkungan. Nantinya, kapal tersebut menjadi kapal yang modern dan bisa mengurangi emisi karbon.

Yoki menuturkan bahwa kapal dengan teknologi yang memadai hanya mekonsumsi bahan bakarnya 30 persen lebih sedikit daripada kapal biasanya.

“Selain itu kapal tersebut juga dapat menampung bahan bakar jenis baru seperti LNG atau metanol, itu rencana ke depan,” ujarnya.

Selain memiliki cara untuk mengurangi emisi karbon, Yoki menuturkan pihaknya akan menjalankan beberapa bisnis baru seperti transportasi CO2 dan sebagain guna menjalankan anjuran pemerintah terkait transisi energi.

Selain pengoperasin transportasi karbon, PIS juga sedang mengembangkan Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) di Kalibaru, yang akan menjadi terminal energi tercanggih dan ramah lingkungan di Indonesia.

“Terminal hijau di wilayah Jakarta ini berguna untuk mendukung permintaan masa depan dan juga memfasilitasi segala jenis energi yang dibutuhkan. Karena ini adalah tren yang akan digunakan di masa depan,” ucap Yoki

JIGT akan dibangun di lahan seluas 50 hektare milik Pelindo dengan pertimbangan lokasi yang cukup strategis untuk hub alur perdagangan di Asia. Dari sisi operasional, lokasi JGIT juga berada di area bebas penduduk yang berbatasan dengan tepi laut dan memiliki tambatan lepas pantai yang bisa menampung kapal-kapal besar.

“Kapasitas penampungan bisa mencapai hingga 6,3 juta barel untuk memenuhi kebutuhan energi area Jabodetabek dengan potensi peningkatan untuk ketersediaan bahan bakar di masa depan,” tutur Yoki

Kapasitas penampungan ini sekaligus 3 kali lebih besar dibanding Terminal Integrated Jakarta yang berada di Plumpang.

Terminal energi JIGT memiliki keunggulan dari sisi pengoperasian.

“Seperti pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam kelistrikan, efisiensi energi, serta pengelolaan limbah untuk menjaga kelestarian lingkungan,” kata Yoki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper