Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Naik Gila-gilaan, Pedagang Minta HET Ditiadakan

Pedagang menilai HET beras sebaiknya ditiadakan seiring dengan harga beras yang melonjak.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pedagang pasar memandang harga eceran tertinggi (HET) beras sebaiknya ditiadakan seiring harga beras saat ini yang telah melonjak tinggi melampaui HET.

Menyitir data panel harga pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) rata-rata harga beras kualitas medium di pedagang eceran secara nasional per hari ini (6/9/2023) telah tembus Rp12.550 per kilogram.

Padahal pemerintah menetapkan HET beras medium dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No.7/2023 sebesar Rp10.900 - Rp11.800 per kilogram tergantung wilayah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan harga beras eceran pada Agustus 2023 mencapai 1,43 persen (month to month) dan naik 13,76 persen (year on year). Adapun, selama 8 bulan terakhir sejak Januari 2023, harga beras mengalami inflasi 7,99 persen (ytd).

"Sebenarnya HET sekarang enggak penting. Penetapan HET juga enggak dipenuhi di pasar," kata Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri saat dihubungi, Rabu (6/9/2023).

Abdullah menekankan bahwa urgensi saat ini yang harus dilakukan pemerintah adalah mengguyur pasokan beras ke pasar. Musababnya, dia mengakui saat ini pasokan beras ke pasar sedikit berkurang.

Begitu pun beras Bulog, Abdullah mengatakan seharusnya segera membanjiri pasar-pasar. Dengan melimpahnya pasokan beras diyakini harga akan berangsur turun.

Adapun, saat ini, Abdullah menyebut harga beras medium di pedagang pasar berada di kisaran Rp12.000 per kilogram dan Rp14.000 per kilogram untuk beras premium.

"Beras ini memang sedikit kurang [pasokan], padahal kebutuhan wajib. Jika stoknya banyak, harga secara psikologis pasar akan turun," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, membeberkan bahwa dirinya mendapat keluhan dari para pengusaha ritel ihwal harga beras saat ini. Peritel mengaku terbebani dengan HET beras yang ada.

"Saya dapat masukan juga dari beberapa teman di ritel, 1-2 perusahaan yang besar-besar juga sudah enggak sanggup dengan angka Rp13.900 [per kilogram] HET," ujar Arief saat ditemui di Gedung DPR-RI, Senin malam (4/9/2023).

Arief menjelaskan bahwa HET Rp13.900 untuk beras premium saat ini cenderung membebani pengusaha lantaran harga gabah yang kepalang tinggi di atas Rp7.000 per kilogram.

Dia pun mengakui bahwa lonjakan harga gabah tersebut dipengaruhi pasokan yang rendah. Oleh karena itu, dia menilai peningkatan produksi menjadi kunci untuk menahan kenaikan harga gabah dan beras.

"We need to production. Itu kan teori supply dan demand, kalau produksinya hari ini melimpah ruah biasanya harga akan turun," tuturnya.

Kendati begitu, sebagai informasi Kerangka sampel area (KSA) yang diolah Bapanas menunjukkan bahwa produksi beras Januari - Oktober 2023 lebih rendah 660.000 ton dibandingkan periode yang sama di 2022.

Di sisi lain, konsumsi beras pada Januari - Oktober 2023 sebanyak 25,44 juta ton juga tercatat lebih tinggi 1,15 persen dari 2022 sebanyak 25,15 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper