Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ongkos Transisi Energi Jumbo, Jokowi Dorong Pembiayaan Inovatif Antarnegara Asean

Presiden Jokowi menyebut bahwa Asean membutuhkan dana sebesar US$29,4 triliun untuk melakukan transisi energi bersih.
Presiden Joko Widodo berpidato saat pembukaan KTT ke-43 ASEAN 2023 di Jakarta, Selasa (5/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Zabur Karuru
Presiden Joko Widodo berpidato saat pembukaan KTT ke-43 ASEAN 2023 di Jakarta, Selasa (5/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong adanya skema pembiayaan berkelanjutan sekaligus saling menguntungkan untuk mengakselerasi transisi energi di kawasan Asia Tenggara atau Asean. 

Inisiatif itu disampaikan Jokowi di hadapan pemimpin-pemimpin negara anggota Asean serta delegasi lainnya saat membuka Asean Indo-Pacific Forum di Jakarta, Selasa (5/9/2023). 

“Pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif, Asean membutuhkan US$29,4 triliun untuk transisi energi,” kata Jokowi. 

Proyeksi itu berasal dari riset International Renewable Energy Agency (IRENA) untuk jangka waktu sampai dengan 2050. Saat itu, negara-negara di kawasan Asia Tenggara diharapkan telah beralih 100 persen pada pembangkit listrik terbarukan. 

Jokowi berharap masing-masing negara Asean dapat menginisiasi skema pembiayaan yang inovatif lewat kemitraan berkelanjutan dan saling menguntungkan untuk menjalankan program transisi tersebut. 

“Dibutuhkan skema pembiayaan yang inovatif melalui kemitraan yang sustainable dan profitable,” kata dia. 

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, kebutuhan dana itu akan diperlukan untuk pengembangan pembangkit energi terbarukan, transmisi (nasional dan internasional), distribusi, dan penyimpanan, pasokan biofuel, elektrifikasi (mobil EV dan pengisi daya EV), serta dalam mempertimbangkan perspektif biaya yang lebih luas yang mencakup biaya bahan bakar, pengoperasian dan pemeliharaan.

“Hal ini dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain, pembiayaan campuran yang bentuknya bisa bermacam-macam, seperti hibah, pinjaman lunak dengan persyaratan yang menguntungkan, dan investasi bersama,” kata Arifin lewat siaran pers, 24 Agustus lalu. 

Arifin menambahkan masing-masing negara Asean mesti berinisiatif untuk memberikan insentif, kerangka kebijakan yang jelas dan kondusif untuk memobilisasi investasi energi ramah lingkungan saat ini. 

“Kemitraan pemerintah-swasta dan pendanaan internasional dengan mengakses dana iklim internasional dengan mengakses dana iklim internasional, seperti green climate fund, dapat menyediakan sumber daya tambahan untuk inisiatif energi bersih,” kata dia. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper