Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pemerintah Afrika Selatan meminta bantuan kepada Indonesia untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik di negara itu.
Permintaan kerja sama tersebut, kata Luhut, disampaikan oleh pihak Afrika Selatan saat Indonesia melakukan kunjungan kenegaraan akhir Agustus 2023 lalu.
Menurut Luhut, pasokan listrik di Afrika Selatan sangat minim, meski mereka memiliki stranded gas yang berpotensi menghasilkan listrik sampai 100 megawatt. Sayangnya, Afrika Selatan belum mampu untuk mengolah potensi tersebut lantaran penataan ekonomi mereka yang kurang bagus.
“Mereka [Afrika Selatan] minta bantuan kita untuk listrik, karena mereka shortage [kekurangan] 5 gigawatt,” kata Luhut dikutip dari Instagram pribadinya, Senin (4/9/2023).
Menanggapi permintaan ini, pemerintah lantas mendorong PT Pertamina (Persero) untuk menjalin kesepakatan kerja sama dengan pihak Afrika Selatan.
Pertamina, sebut Luhut, bakal memasok gas untuk pembangkit listrik di Afrika Selatan. Nantinya, pasokan gas akan diambil dari Mozambik yang berjarak 600 kilometer.
Baca Juga
Dalam kunjungan ke Afrika tersebut, Pertamina memang memboyong sub-holding dan anak usahanya untuk menggarap potensi minyak dan gas bumi di Mozambik dengan menggandeng Buzi Hydrocarbons Pte Ltd.
Pertamina melalui PT Pertamina Internasional EP menandatangani komitmen bersama dengan Buzi Hydrocarbons Pte. Ltd. (BHPL) untuk mengkaji peluang sektor migas di negara tersebut, termasuk berbagi data dan pengembangan hulu, midstream, hilir, hingga pembangkit listrik tenaga gas.
“Saya baru di-update oleh Dirut Pertamina untuk segera membuat deal-nya dengan mereka [Afrika Selatan], karena mereka sangat kekurangan listrik sehingga lampu di kota Johannesburg itu mati hidup,” ujar Luhut.
Lebih lanjut, bantuan kerja sama yang dilakukan oleh Indonesia langsung disambut baik oleh pemerintah Afrika Selatan.
Luhut menyebut bahwa pemerintah Afrika Selatan sangat gembira dengan bantuan ini karena mereka melihat Indonesia membantu dengan tulus.
“Sekarang kita mau bantu dan mereka senang karena kita membantu dengan jujur. Iya tentu Pertamina make good money juga, tapi dilkukan dengan baik,” ucap Luhut.