Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FPCI dan Global Citizen Gelar Global Town Hall 2023

FPCI dan Global Citizen akan menyelenggarakan Global Town Hall 2023 secara virtual pada Sabtu, (2/9/2023).
Pendiri dan Ketua FPCI Dino Patti Djalal dalam acara Indonesia Net-Zero Summit 2023 yang digelar pada Sabtu (24/6/2023). Dok. FPCI
Pendiri dan Ketua FPCI Dino Patti Djalal dalam acara Indonesia Net-Zero Summit 2023 yang digelar pada Sabtu (24/6/2023). Dok. FPCI

Bisnis.com, JAKARTA - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Global Citizen berencana menggelar acara tahunan Global Town Hall virtual pada Sabtu, 2 September 2023 mendatang. Ini merupakakan gelaran ke-empat yang diselenggarakan.  

Global Town Hall virtual tahun ini membawa tema "This Is Our World Too: A North-South-East-West Dialogue of Civil Societies". FPCI dan Global Citizen  juga bekerja sama dengan konsorsium organisasi masyarakat sipil, lembaga pemikir, dan universitas di seluruh dunia

Dalam acara tersebut, nantinya akan mempertemukan para pemimpin pemerintah, eksekutif sektor swasta, advokat akar rumput, dan pakar filantropi untuk membahas tantangan-tantangan yang paling mendesak di planet ini.

Global Town Hall sendiri juga akan mempertemukan berbagai sektor untuk berdiskusi dan berdebat  mengenai kondisi dunia yang melibatkan para pemikir terkemuka di seluruh dunia.

“Pertemuan virtual ini bertujuan untuk melibatkan warga dunia dengan berbagai perspektif dan gagasan dalam mengatasi tantangan global, memfasilitasi dialog Timur-Barat dan Utara-Selatan yang tulus dan berkualitas tinggi di tingkat ‘akar rumput’,” terang keterangan resmi dari Global Townhall 2023, Kamis (31/8/2023). 

Diketahui bahwa diskusi marathon virtual selama 15 jam akan menghadirkan para pembicara dari organisasi internasional, pemerintahan berbagai negara, penyanyi, aktor, aktivis, model dan lain-lainnya, yakni sebagai rinci adalah sebagai berikut. 

  • Amina J. Mohammed, Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa; 

  • Ban Ki-moon, Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa; 

  • Gaston Browne, Perdana Menteri Antigua dan Barbuda; 

  • Gilbert Houngbo, Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional; 

  • José Ramos-Horta, Presiden Timor Leste; 

  • Volker Türk, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia; 

  • Wang-Yi, Anggota Biro Politik Komite Sentral CPC dan Menteri Luar Negeri China; 

  • Penny Wong, Menteri Luar Negeri Australia; 

  • Battsetseg Banmunkh, Menteri Luar Negeri Mongolia;

  • Sofia Carson, Penyanyi, Aktor, dan Aktivis; 

  • Sabrina Dhowre Elba, Model, Aktor, dan Aktivis, 

  • dan masih banyak lagi yang akan dikonfirmasikan.

FPCI dan Global Citizen bertujuan untuk mengangkat komunitas dan masyarakat sipil di seluruh dunia, yang suaranya harus dipertimbangkan dalam diskusi global. Hal ini terutama bagi mereka yang menginformasikan kebijakan nasional dan dan multilateral, yang mempengaruhi kehidupan  mereka. 

“Global Town Hall bertujuan untuk menyatukan komunitas timur-barat-utara-selatan untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik, kepercayaan yang lebih dalam, dan rasa saling menghormati, yang tanpanya tidak ada masalah global yang dapat diselesaikan," jelas Pendiri dan Ketua FPCI, Dr. Dino Patti Djalal, yang dikutip dari keterangan resmi Global Townhall 2023.

Co-Founder dan Chief Policy, Impact, and Government Affairs Officer Global Citizen, Michael Sheldrick juga mengatakan bahwa platform ini untuk memastikan ide-ide mereka didengar oleh mereka yang berkuasa. 

Global Town Hall dilangsungkan menjelang KTT G20 di India dan Global Citizen Festival di New York City. Diskusi ini akan membahas mengenai pemberdayaan petani kecil, pembelaan hak asasi manusia, mendorong partisipasi politik kaum muda dan lainnya. 

Sheldrick juga menyebutkan latar belakang krisis yang kini sedang berlangsung, contohnya tekanan tambahan dari Rusia yang menarik diri dari inisiatif biji-bijian laut hitam (Black Sea Grain Initiative) dan Inggris yang memotong bantuan pembangunan luar negeri (Overseas Development Aid).

“Meskipun ada kesepakatan bahwa 'sesuatu' harus dilakukan untuk memperkuat sistem pangan global, masih ada ketidaksepakatan yang signifikan tentang alat apa yang harus digunakan dan seperti apa sistem pangan tersebut,” jelasnya, menekankan bahwa masalah ini mendesak dan meminta pemerintah bertindak saat ini juga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper