Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menuturkan impor produk perikanan dari Jepang mencapai US$10,3 juta periode Januari-Juni 2023. Proporsi impor tersebut, hanya sekitar 3,03 persen dari total nilai ekspor Indonesia ke Jepang.
“Volume impor tersebut relatif kecil,” kata Sekretaris Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Machmud, Jumat (25/8/2023).
Dia menambahkan volume impor yang relatif kecil itu sebagian besar difokuskan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri guna mendukung ekspor kembali.
Lalu sebagian lainnya dimanfaatkan untuk sektor horeka di Indonesia yang kian berkembang, terutama karena makanan Jepang yang sangat digemari oleh masyarakat.
Adapun menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Ditjen PDSPKP nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Jepang hingga Juni 2023 mencapai US$339,8 juta.
Seperti diketahui, Jepang mulai melepas lebih dari 1 juta metrik ton limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima ke Samudera Pasifik pada Kamis (24/8/2023).
Baca Juga
Rencana tersebut sebelumnya sudah disetujui dua tahun lalu, sebagai bagian penting dalam usaha menonaktifkan pembangkit listrik yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Company (Tepco).
Pemerintah setempat mengeklaim, pelepasan limbah nuklir aman. Badan Energi Atom Internasional, Pengawas nuklir PBB, memberi lampu hijau terhadap rencana tersebut pada Juli 2023. Menurut mereka, rencana tersebut telah memenuhi standar internasional dan dampaknya terhadap manusia serta lingkungan dapat diabaikan.
Sementara itu, Asosiasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) tidak berkomentar banyak terkait permasalahan tersebut.
Ketua AP5I Budhi Wibowo mengatakan, pihaknya akan menunggu arahan dari pemerintah terkait hal tersebut.
“Kami akan ikut saja aturan pemerintah,” katanya, Jumat (25/8/2023).