Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI angkat bicara terkait penggunaan 12 rangkaian kereta (trainset) pada tahap awal operasional LRT Jabodebek yang ditargetkan pada akhir Agustus 2023.
Manajer Humas KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo menjelaskan, kebijakan tersebut merupakan arahan dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang menginstruksikan pengoperasian LRT Jabodebek dilakukan secara konservatif.
Dia menjelaskan, pengoperasian 12 train set pada tahap awal dilakukan untuk mengukur minat masyarakat terhadap moda transportasi ini.
Kuswardojo mengatakan akan menambah jam perjalanan serta jumlah train set yang beroperasi sesuai dengan peningkatan minat masyarakat selama tahap awal operasi tersebut. Adapun, LRT Jabodebek memiliki total 31 train set, dengan 27 nantinya akan dioperasikan harian dan 4 rangkaian sebagai cadangan.
“Kami berharap akhir Oktober jumlah train set yang dioperasikan sudah maksimal sebanyak 27 rangkaian. Tetapi, ini juga bisa lebih awal bergantung pada minat masyarakat nanti selama tahap awal operasi,” jelas Kuswardojo saat dihubungi, Kamis (24/8/2023).
Dia menambahkan, waktu antar kedatangan kereta atau headway pada tahap awal operasi juga akan lebih lama dari target awal. Secara rinci, Kuswardojo menjelaskan line pelayanan 2 atau Cawang-Dukuh Atas memiliki headway 10 menit.
Baca Juga
Sementara itu, line pelayanan 1 Cawang-Harjamukti dan line pelayanan 3 Cawang-Jatimulya memiliki headway masing-masing selama 20 menit.
Adapun, waktu operasional LRT Jabodebek pada tahap awal tersebut telah ditetapkan mulai dari pukul 05.00 WIB hingga 20.00. Kuswardojo menargetkan pada akhir Oktober mendatang LRT Jabodebek sudah dapat melayani masyarakat hingga pukul 23.30 WIB.
Sebelumnya, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, LRT Jabodebek ditargetkan dapat mengangkut sekitar 137.000 penumpang per harinya. Target tersebut didapat berdasarkan hasil studi kelayakan atau feasibility study pertama dari proyek LRT Jabodebek.
Adapun, jumlah tersebut masih cukup jauh dibandingkan dengan rerata jumlah penumpang KRL Jabodetabek saat ini sekitar 900.000 orang per harinya.
"Target penumpang untuk tahun pertama LRT itu sekitar 137.000 penumpang," kata Didiek.
Guna memastikan kesiapan operasi LRT Jabodebek, PT KAI beserta pihak terkait seperti PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Siemens AG serta PT Len Industri terus menyempurnakan beragam aspek pada moda transportasi ini. Hal tersebut mencakup kesiapan infrastruktur stasiun, sistem persinyalan kereta, tenaga operasional, dan lainnya.
Didiek mengatakan, PT KAI juga terus meningkat integrasi antarmoda untuk meningkatkan mobilitas pengguna saat berpindah moda transportasi. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menggandeng Pemerintah Daerah di wilayah operasi LRT untuk memberikan moda transportasi pengumpan (feeder) serta akses dari dan ke perumahan-perumahan.