Bisnis.com, JAKARTA - Sentimen konsumen China mulai membaik pada Agustus 2023 dan menghentikan penurunan yang terjadi selama beberapa bulan terakhir.
Para ekonom akan mencermati apakah tren ini akan terus berlanjut, mengingat konsumsi yang merupakan penggerak utama perekonomian China, telah melambat dalam beberapa bulan terakhir karena berkurangnya kepercayaan dan merosotnya pasar perumahan.
Menurut sebuah survei dwi-bulanan dari Bank of America Corp, persentase konsumen yang berencana untuk membelanjakan lebih banyak uang dalam enam bulan kedepan, dan melakukan “trade up” ke merek-merek yang lebih mahal meningkat pada Agustus 2023 dibandingkan bulan Juni.
"Survei terbaru kami di bulan Agustus menunjukkan bahwa kesediaan konsumen untuk berbelanja telah sedikit meningkat, kemungkinan dibantu oleh melonjaknya permintaan jasa selama musim panas," jelas para ekonom Bank of America yang dipimpin oleh Helen Qiao dalam catatannya, mengutip pemberitaan Bloomberg, Kamis (24/8/2023).
Kemudian, ukuran sentimen China oleh perusahaan Amerika Serikat (AS) Morning Consult membaik pada Agustus 2023, meskipun belum kembali pulih ke level tertingginya pada 2021.
Seperti diketahui, indeks harga konsumen (IHK) China pada Juli 2023 turun untuk pertama kalinya sejak 2021, sebagian menunjukan pelemahan dalam permintaan konsumen.
Baca Juga
Namun IHK inti yang menghilangkan biaya energi dan makanan yang tidak stabil diketahui tetap positif.
“[Dengan harga inti yang masih naik] menunjukkan peningkatan permintaan domestik, jadi saya pikir konsumsi mungkin akan mengejutkan dalam beberapa bulan mendatang,” jelas kepala ekonom China di Hang Seng Bank, Dan Wang.
Saham-saham China yang berhubungan dengan konsumsi pada minggu ini diketahui telah terangkat oleh angka-angka box office bioskop pada masa liburan musim panas yang memecahkan rekor.
Tak hanya itu, saham-saham tersebut juga terangkat oleh Anta Sports Products Ltd, salah satu perusahaan pakaian olahraga terbesar di China yang meraih pendapatan di atas perkiraan.
Pertumbuhan penjualan ritel China pada Juli 2023 juga diketahui melambat menjadi 2,5 persen, dengan penurunan penjualan properti yang menekan permintaan bahan bangunan dan peralatan rumah tangga. Pertumbuhan layanan konsumen jauh lebih kuat daripada barang-barang terkait perumahan.