Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa kinerja ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia, bahkan mengalahkan Amerika Serikat (AS) dan China.
Perry menjelaskan hal tersebut tercermin dari inflasi Indonesia pada Juli 2023 yang menyentuh 3,08 persen (year-on-year/yoy), lebih rendah dari inflasi AS yang sebesar 3,2 persen.
“Kalau kita lihat ekonomi kita itu Alhamdulillah bagus, termasuk yang terbaik diantara emerging market bahkan dunia,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat BI, Kamis (24/8/2023).
Inflasi di Indonesia juga lebih cepat turun sejalan dengan kebijakan moneter, di mana BI menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo rate (BI-7DRR) di level 5,75 persen sejak Januari 2023.
Menurutnya, kinerja inflasi tersebut berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif tinggi dan bertahan di atas 5 persen selama tujuh kuartal berturut.
Untuk itu, Bank Indonesia memperkirakan inflasi IHK pada akhir 2023 dapat mencapai 2,9 persen. Sementara inflasi inti mampu lebih rendah di level 2,5 persen.
Baca Juga
Perry juga optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 tetap di atas 5 persen, tepatnya 5,15 persen - 5,11 persen, meskipun akan sedikit lebih lambat dari kuartal II/2023.
Pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun [2023] 4,5 persen - 5,3 persen. Pada 2024 juga kami masih sama 4,7 persen - 5,5 persen. Bahkan lebih tinggi dari China. [Pertumbuhan ekonomi] China tahun depan 4,6 persen atau 4,7 persen,” lanjut Perry.
Melansir dari Trading Economics, pada kuartal II/2023 ekonomi China berhasil tumbuh 6,3 persen. Lebih lambat dari perkiraan konsensus yang mencapai 7,1 persen.
Alhasil, pertumbuhan ekonomi China yang tidak sesuai ekspektasi tersebut berdampak pada kinerja ekspor Indonesia yang melemah.