Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT BRICS Dihelat Besok, Ini Keinginan dan Masalah Tiap Negara Anggota

KTT BRICS akan diselenggarakan pada  22-24 Agustus 2023. Sebelumnya, apa keinginan dari tiap anggota dan masalah apa yang mereka hadapi?
Konferensi Tingkat Tinggi BRICS./ Dok Bloomberg
Konferensi Tingkat Tinggi BRICS./ Dok Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Blok BRICS, yang meliputi Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, akan mengadakan konferensi tingkat tinggi (KTT) pada 22-24 Agustus 2023 di Johannesburg, Afsel. Lantas apa keinginan dari tiap anggota BRICS dan masalah apa yang mereka hadapi?

Mengutip Bloomberg, Senin (21/8/2023) BRICS akan memulai proses untuk mendapatkan lebih banyak anggota baru untuk meningkatkan bobot secara global. Dorongan tersebut awalnya berasal dari China, yang kemudian didukung oleh Rusia dan Afrika Selatan. 

Nantinya, diketahui akan ada pembicaraan dalam menggeser dolar AS, yakni sebagian dengan meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan antar anggota yang melonjak. 

Kemudian, meningkatnya gesekan AS-China dan perpecahan invasi Rusia ke Ukraina, memberikan pembukaan baru, sehingga suara Global Selatan menjadi lebih keras dan potensial untuk menantang AS dan sekutunya. 

Namun, sebelum itu, apa saja keinginan dari tiap negara anggota BRICS dan apa permasalahan mereka di negaranya masing-masing?

KTT BRICS Dihelat Besok, Ini Keinginan dan Masalah Tiap Negara Anggota
Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Brazil Jair Bolsonaro, PM India Narendra Modi, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menghadiri KTT BRICS pada 2019./ Dok Istimewa

1. Brasil

Brasil menginginkan agar BRICS dapat berekspansi dan memiliki mata uang sendiri dan terlibat dalam diplomasi apapun, termasuk perang Rusia-Ukraina. 

Dalam permasalahannya di dalam negeri, Brasil perlu untuk menopang keuangan publik, dukungan politik untuk reformasi pajak untuk memungkinkan lebih banyak pengeluaran sosial dan stabilisasi utang. 

2. Rusia

BRICS sebagai ‘menunjukkan’ hubungan abadi Rusia dengan negara-negara selatan di tengah sanksi atas invasi ke Ukraina. Presiden Rusia, Vladimir Putin  juga tidak bisa hadir secara langsung lantaran adanya surat perintah penangkapan. 

Di dalam negeri, Rusia menghadapi otoritas yang melemah setelah upaya pemberontakannya. Rusia mengalami kemerosotan mata uang dan akan melakukan pemilihan umum tahun depan. 

3. India

Sang Perdana Menteri, Narendra Modi ingin memproyeksikan India sebagai suara utama dari negara berkembang dunia. Dia juga ingin agar fokus pada utang dunia ketiga (utang negara berkembang) dan perubahan iklim 

Di dalam negeri, Modi juga diketahui bergulat dengan inflasi yang tinggi, dan mengalami ketegangan komunal saat ia bersiap untuk mencari masa jabatan ketiga. 

4. China

China menginginkan agar BRICS dapat menjadi penyeimbang Group of Seven atau dikenal dengan G7. China juga ingin membangun aliansi dengan negara lain untuk mendukungnya dalam perang dagang dengan AS. 

Di dalam negeri, China menghadapi perlambatan ekonomi, belanja konsumen yang lesu, pasar properti yang dilanda krisis, rekor pengangguran kaum muda dan utang pemerintah daerah yang membumbung tinggi. 

5. Afrika Selatan

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa ingin memposisikan Afrika Selatan sebagai pemain global utama yang dapat bermain di semua sisi. 

Di dalam negeri, Ramaphosa menghadapi pemadaman listrik, ekonomi  yang stagnan, kemiskinan yang merajalela dan hilangnya dukungan menjelang pemilihan umum tahun depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper