Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor komoditas unggulan Indonesia yaitu besi dan baja mengalami peningkatan baik dari sisi nilai maupun volume per Juli 2023.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan, nilai ekspor besi dan baja tercatat sebesar US$2,21 miliar atau naik 1,60 persen (month-to-month/mtm) dan 11,71 persen (year-on-year/yoy).
“Untuk besi dan baja, terjadi peningkatan ekspor baik dari sisi nilai maupun volume dan peningkatan terjadi baik secara bulanan maupun tahunan,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Selasa (15/8/2023).
Sementara itu, dua komoditas unggulan Indonesia yakni minyak kelapa sawit dan batu bara mengalami penurunan pada Juli 2023.
“Per Juli 2023, nilai ekspor Indonesia untuk komoditas unggulan minyak kelapa sawit dan batubara mengalami penurunan, baik secara bulanan maupun tahunan,” kata Amalia, Selasa (15/8/2023).
BPS mencatat, nilai ekspor minyak kelapa sawit pada Juli 2023 sebesar US$2,28 miliar atau turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$2,31 miliar. Amalia mengatakan, turunnya nilai ekspor minyak kelapa sawit pada Juli 2023 sejalan dengan penurunan volume ekspor HS 1511.
Nilai ekspor batu bara juga tercatat turun. Pada Juli 2023, nilai ekspor batubara sebesar US$2,55 miliar atau turun 4,53 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara tahunan, nilai ekspor batubara dilaporkan turun 46,12 persen.
“Untuk batu bara nilainya turun. Namun volumenya meningkat,” ujarnya.
Adapun, pada Juli 2023, nilai ekspor non migas mencapai US$19,65 miliar. Jika dijumlahkan, nilai ekspor ketiga komoditas ini memberikan share sekitar 35,82 persen dari total ekspor non-migas Indonesia pada Juli 2023.
Sementara itu, BPS melaporkan total nilai ekspor Indonesia pada periode Juli 2023 mencapai US$20,88 miliar. Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa kinerja ekspor tersebut mengalami kenaikan tipis sebesar 1,36 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Untuk ekspor migas dan nonmigas, keduanya mencatatkan perkembangan yang berbeda, yaitu ekspor migas Juli 2023 turun 2,16 persen menjadi US$1,23 miliar (mtm). Sementara itu, ekspor nonmigas mengalami kenaikan 1,62 persen menjadi US$19,65 miliar mtm.
"Kenaikan lebih karena ekspor nonmigas, terutama besi dan baja, kenaikan nikel dan barang daripadanya, serta berbagai produk kimia,” katanya dalam Konferensi Pers, Selasa (15/8/2023).
Secara tahunan, Amalia mengatakan bahwa kinerja ekspor Indonesia anjlok cukup dalam, yaitu sebesar 18,03 persen (year-on-year/yoy).