Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Sahkan Larangan Investasi AS di Perusahaan Semikonduktor dan AI China

Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang mengatur pembatasan beberapa investasi baru AS di China.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tiba di Marine One di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada Minggu, 28 Mei 2023. Fotografer: Yuri Gripas/Abaca/Bloomberg
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tiba di Marine One di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada Minggu, 28 Mei 2023. Fotografer: Yuri Gripas/Abaca/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA -  Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (8/9/2023) waktu setempat menandatangani perintah eksekutif yang melarang beberapa investasi baru AS di China seperti chip semikonduktor dan mewajibkan pelaporan kepada pemerintah di sektor teknologi lainnya. 

Perintah yang sudah lama ditunggu-tunggu memberi wewenang kepada Menteri Keuangan AS untuk melarang atau membatasi investasi AS di entitas China. 

Pembatasan tersebut diberlakukan pada tiga sektor, yang meliputi semikonduktor dan mikroelektronika, teknologi informasi kuantum, dan sistem kecerdasan buatan tertentu.

Pemerintah AS mengatakan bahwa pembatasan tersebut berlaku untuk “subkelompok yang sempit” dari tiga bidang tersebut, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Usulan ini terbuka untuk masukan publik. 

Menurut Biden, hal ini dilakukan untuk mencegah China meniru teknologi dari Amerika yang dapat memodernisasi militer mereka dan mengancam keamanan nasional Amerika.

“Sudah terlalu lama, uang Amerika telah membantu mendorong kebangkitan militer China. Hari ini Amerika Serikat mengambil langkah pertama yang strategis untuk memastikan investasi Amerika tidak digunakan untuk mendanai kemajuan militer China,” ujar Pemimpin Senat Demokrat, Chuck Schumer pada Reuters.

Larangan ini akan menargetkan ekuitas swasta, modal ventura, usaha patungan dan investasi baru. 

Menanggapi hal tersebut, China menyatakan keprihatinannya mengenai perintah tersebut dan berhak untuk mengambil tindakan. 

Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perintah tersebut mempengaruhi operasi normal dan pengambilan keputusan perusahaan, dan merusak tatanan ekonomi dan perdagangan internasional.

Tak hanya itu, Kementerian Luar Negeri China juga mengatakan bahwa negaranya tidak puas dan dengan tegas menentang desakan AS untuk memperkenalkan pembatasan investasi di China. 

Proposal tersebut kemudian berfokus pada investasi di perusahaan China yang mengembangkan perangkat lunak, untuk merancang chip komputer dan peralatan untuk memproduksinya. 

Diketahui bahwa AS, Jepang, dan Belanda mendominasi bidang tersebut dan China kini telah bekerja untuk membangun alternatif-alternatif dalam negeri. 

Gedung Putih mengatakan bahwa Biden berkonsultasi dengan sekutu mengenai rencana tersebut. Ia juga memasukkan saran dari negara-negara G7. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper