Bisnis.com, JAKARTA - Harga gandum menguat setelah Ukraina menggunakan drone laut untuk melumpuhkan kapal angkatan laut Rusia dan kapal tanker minyak. Hal ini menimbulkan risiko untuk rute ekspor utama komoditas Rusia melalui Laut Hitam.
Berdasarkan data Bloomberg, kontrak berjangka gandum di Chicago naik sebanyak 4,1 persen, menjadi US$6,59 per gantang pada Senin (7/8).
Namun, Gandum Chicago berjangka sendiri masih tetap 15 persen lebih rendah tahun ini lantaran panen belahan utara bumi sedang berlangsung, mengisi kembali pasokan jangka pendek di beberapa eksportir utama. Harga gandum giling di Paris juga naik sekitar 1,4 persen.
Rusia sebagai pengirim gandum terbesar mengirim sebagian besar biji-bijiannya melalui jalur air. Bahkan, saat ini Rusia sedang mengalami panen terbesar kedua kalinya.
Akibat hal tersebut, kini menjadi waktu yang krusial bagi Rusia untuk membawa hasil panen ke pasar dan memastikan pasokan yang cukup untuk menahan biaya pangan global.
Serangan Ukraina menggunakan drone laut sendiri menyusul serangkaian di pelabuhan laut dan sungai Ukraina. Sebagaimana diketahui, pada bulan lalu Rusia mencabut diri dari Black Sea Grain Initiative.
Baca Juga
Kini, pengiriman Ukraina terbatas pada rute sungai dan darat. Hasil panen Ukraina juga mengalami penurunan seiring dengan berlanjutnya perang.
“Risiko di Laut Hitam meningkat dari hari ke hari dan setiap ancaman terhadap ekspor Rusia jauh lebih kuat daripada ancaman terhadap koridor ekspor Ukraina,” jelas CEO di broker dan penasihat Ikon Commodities, Ole Houe, seperti dikutip Reuters, Senin (7/8/2023).
Meskipun demikian, kapal-kapal komersial terus melewati selat Kerch pada Sabtu (5/8) setelah serangan tersebut.
Mesir, yang menjadi salah satu pembeli utama dunia, juga berencana mengadakan tender impor baru pada Selasa (8/8). Hal ini akan memberikan wawasan baru, mengenai asal-usul ekspor gandum mana yang tetap paling kompetitif, terutama setelah negara tersebut memesan pasokan Rusia dalam tender sebelumnya minggu lalu.
Sebagai catatan, drone laut Ukraina yang penuh dengan bahan peledak menghantam kapal tanker bahan bakar Rusia pada Jumat (4/8).
Mengutip Reuters, Sabtu (5/8) seorang sumber intelijen Ukraina mengatakan bahwa drone tersebut membawa 450 kg bahan peledak, dan menghantam kapal SIG saat mengangkut bahan bakar untuk militer Rusia di perairan teritorial Ukraina.
"Kapal tanker tersebut memuat bahan bakar sehingga 'kembang api' tersebut terlihat dari jauh," jelas sumber tersebut.