Bisnis.com, JAKARTA - Produsen iPhone Apple Inc melaporkan penurunan penjualan selama tiga kuartal berturut-turut dan memperkirakan kinerja yang serupa kuartal ini, akibat kemerosotan industri yang telah melemahkan permintaan ponsel, komputer, dan tablet.
Mengutip Reuters, Jumat (4/8/2023), Apple mengatakan penjualan untuk kuartal III/2023 fiskal yang berakhir 1 Juli 2023 turun 1,4 persen menjadi US$81,8 miliar atau sekitar Rp1,2 kuadriliun.
CFO Apple Luca Maestri mengatakan perusahaan memperkirakan kinerja pendapatan year-on-year (yoy) pada kuartal IV/2023 fiskal yang berakhir pada September 2023, melanjutkan tren penurunan tersebut.
Mengutip Bloomberg, Jumat (4/8) jika nantinya akan terjadi penurunan lanjutan, maka periode ini akan menjadi penurunan terpanjang Apple dalam dua dekade terakhir, yang dapat mengejutkan untuk perusahaan dengan kapitalisasi terbesar di dunia ini.
Analis riset senior di Neuberger Berman Daniel Flax mengatakan bahwa lingkungan industri secara keseluruhan masih menantang bagi kinerja Apple.
“Konsumen menghadapi tekanan dari suku bunga umum, inflasi yang lebih tinggi. Ada banyak arus silang yang tidak dapat dihindari oleh Apple, seperti halnya banyak perusahaan lainnya,” jelas Flax.
Baca Juga
Walaupun pendapatan Apple masih di atas perkiraan analis Wall Street, permintaan iPhone lebih lemah dari perkiraan. Hal tersebut membuat para investor terkejut, sehingga saham perusahaannya turun hingga 3,2 persen pada perdagangan Kamis.
Lalu, jika penurunan saham tersebut terus berlanjut dalam perdagangan reguler pada Jumat (4/8) maka kapitalisasi pasar Apple berisiko turun meninggalkan US$3 triliun, tonggak sejarah yang pernah dicapai pada bulan Juni 2023.
Eksekutif perusahaan mengatakan kinerja Apple terhambat oleh kurs valuta asing yang merugikan kinerja keuangan. Penguatan dolar telah menggerus pendapatan perusahaan yang sebagian besar berasal dari luar negeri.
Maestri bersama dengan CEO Apple Tim Cook sendiri menekankan bahwa penjualan akan naik secara tahunan jika nilai tukar mata uang tetap konsisten.
Namun, dalam laporannya, yang menunjukan bahwa iPhone yang mengalami penurunan, telah membuat pesaing dan mitranya merasa khawatir.
Pada kuartal sebelumnya, Apple tidak merilis banyak produk baru, selain Mac dan Macbook Air. Namun, situasinya akan berbeda pada kuartal berikutnya, karena iPhone 15 dan Apple Watch diperkirakan akan dirilis.
Produk |
Penjualan |
Iphone |
US$205 miliar |
Services |
US$78 miliar |
Wearables & Home Products |
US$41 miliar |
Mac |
US$40 miliar |
Ipad |
US$29 miliar |
Sumber: Laporan tahunan Apple 2022
Apple sendiri juga telah menekan pengeluarannya. Perusahaannya memperlambat perekrutan di beberapa area.
“Kami sangat senang dengan kemampuan kami untuk memperlambat sebagian pertumbuhan biaya.” Jelasnya.
Penjualan di China
Mengutip Reuters, Counterpoint Research melaporkan penjualan smartphone di China secara keseluruhan turun sebesar 8 persen pada kuartal II/2023, level terendah sejak 2014.
Namun, hal tersebut berbeda dengan Apple. Cook mengatakan bahwa penjualan iPhone di China tumbuh sebesar dua digit dan penjualannya juga tinggi di segmen lain China.
Hal ini kemudian membantu Apple dalam meningkatkan penjualannya di wilayah China, dengan pendapatan lebih besar menjadi US$15,76 miliar atau sekitar Rp239 triliun, dari sebelumnya yang sebesar US$14,6 miliar di kuartal yang sama pada tahun lalu (year-on-year/yoy).
"Kami juga mencatat rekor per kuartal di China untuk perangkat wearable, produk rumah, aksesori, dan layanan." Jelas Cook.