Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKK Migas Minta Revisi Pengembangan Blok Masela Dikebut

SKK Migas berharap revisi pengembangan Blok Masela dapat segera diajukan usai hak partisipasi Shell resmi diakuisisi oleh Pertamina dan Petronas.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam sebuah paparan kinerja dengan media. Istimewa/SKK Migas
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam sebuah paparan kinerja dengan media. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memberi tenggat perumusan rencana kerja percepatan proyek LNG Abadi Blok Masela dapat rampung pada Agustus 2023. 

Saat ini, Operator Blok Masela, Inpex Masela Ltd bersama dengan konsorsium PT Pertamina (Persero) dan Petronas tengah membentuk tim kerja untuk menyusun rencana percepatan pengerjaan proyek strategis nasional senilai US$19,8 miliar itu, usai Pertamina dan Petronas resmi mengakuisisi 35 persen hak partisipasi (PI) Shell Upstream Overseal Services (I) Limited (SUOS), anak usaha Shell plc pada pekan lalu. 

Selepas perumusan rencana kerja itu, operator bersama dengan konsorsium bakal mengajukan revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) Blok Masela kepada Kementerian ESDM sebagai komitmen dan strategis penyelesaian proyek ladang gas di portofolio Indonesia timur itu.

“Pokoknya selama bulan Agustus [2023] semuanya harus selesai sehingga kami harapkan nanti setelah itu segera disampaikan kelengkapan dari revisi PoD-nya,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Kementerian ESDM, Senin (31/7/2023). 

Dwi mengatakan, pembahasan tim kerja itu bakal meliputi seluruh aspek teknis pengerjaan proyek. Dia berharap revisi PoD itu dapat mengakselerasi pengerjaan Blok Masela yang telah lama terbengkalai. 

“Pembahasannya akan ada semua, ada aspek teknis, lalu kemudian yang penting adalah time table-nya,” kata dia. 

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasfrif mengatakan, pengembangan Blok Masela bakal tetap menggunakan sistem kombinasi darat (onshore) dan laut (offshore) untuk memastikan nilai investasi dari rencana pengembangan lapangan yang ada sebelumnya.

Lewat sistem kombinasi itu, pengeboran dasar laut bakal dilakukan di kedalaman 600 meter serta kedalaman sumur 4.000 meter, gas yang didapat akan diolah dalam bangunan apung bernama floating production, storage and offloading (FPSO) untuk dimurnikan dari kandungan zat lain.  

Setelah dimurnikan di FPSO, gas bakal disalurkan menuju kilang gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) yang ada di darat melalui pipa bernama Gass Export Pipeline (GEP) yang berjarak 175 kilometer serta melalui palung-palung laut.  

“Ya kalau diubah kan nanti bisa berubah lagi target produksinya,” kata Arifin saat ditemui selepas acara peluncuran buku karya Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Rabu (5/7/2023).  

Adapun, Pertamina bersama dengan Petronas membeli 35 persen hak partisipasi SUOS di Blok Masela dengan nilai mencapai US$650 juta setara dengan Rp9,75 triliun (asumsi kurs Rp15.002 per dolar AS). Lewat akuisisi ini, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bakal memiliki 20 persen hak partisipasi Blok Masela, sementara Petronas 15 persen.  

Rencananya transaksi divestasi itu bakal dilunasi lewat dua termin permbayaran, yakni US$325 juta secara tunai dan tambahan US$325 juta akan dilunasi konsorsium Pertamina dan Petronas saat final investment decision (FID) yang ditarget rampung pada triwulan ketiga tahun ini.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper