Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II berencana untuk mencari mitra strategis untuk pengembangan sejumlah bandara pada portofolionya. Hal ini merupakan upaya perseroan untuk meningkatkan kapasitas pada bandara-bandara tersebut.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan, pihaknya mengidentifikasi sebanyak enam bandara potensial yang bisa dikelola dengan kemitraan strategis dalam upaya pengembangannya.
Secara terperinci, keenam bandara tersebut adalah Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Minangkabau Padang, Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Bandara Supadio Pontianak, dan Bandara Kualanamu Medan.
Dari keenam bandara tersebut, AP II telah berhasil menjalin kemitraan strategis dengan GMR Airports asal India dalam pengelolaan Bandara Kualanamu sejak 2021 lalu.
Awaluddin menjelaskan, upaya perseroan dalam mencari mitra strategis salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penumpang pada bandara-bandara tersebut. Hal ini seiring dengan pemulihan pada industri penerbangan pascapandemi Covid-19.
Menurutnya, bandara-bandara yang dikelola AP II saat ini masih memiliki ruang untuk mengakomodasi pertumbuhan jumlah penumpang. Meski demikian, kemitraan strategis ini akan memungkinkan AP II untuk mengantisipasi lonjakan penumpang yang dapat terjadi ke depannya.
Baca Juga
“Kalau lonjakan traffic tinggi, maka kami harus siap-siap dari sekarang. Karena pengembangan bandara itu paling cepat 2 sampai 3 tahun,” kata Awaluddin saat ditemui di Jakarta, dikutip Kamis (27/7/2023).
Awaluddin mencontohkan, saat ini tingkat pemulihan atau recovery rate jumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta sudah mencapai 92 persen dibandingkan sebelum masa pandemi pada 2019 lalu.
Adapun, Awaluddin memaparkan pihaknya tengah mengevaluasi potensi pada keenam bandara tersebut pascapandemi. Rencana pengembangan keenam bandara tersebut, baik dari sisi penambahan rute, kapasitas penumpang, dan lain-lain nantinya akan bergantung pada hasil evaluasi itu.
Awaluddin menambahkan, skema kemitraan strategis dalam pengelolaan aset bandara merupakan praktik umum yang juga dilakukan seluruh operator bandara di dunia. Dia pun membuka kesempatan seluas-luasnya bagi para mitra atau investor potensial baik dari dalam maupun luar negeri untuk bekerja sama dengan AP II.
“Nanti kami akan lihat yang menjadi potensi pada masing-masing bandara. Mitra atau investor pada bandara tersebut nantinya juga harus dapat mengupayakan potensi-potensi itu,” pungkasnya.