Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Phapros (PEHA) Catat Penjualan Obat Etikal Tumbuh 14,9 Persen Pada Semester I/2023

Phapros (PEHA) tengah menggenjot pertumbuhan penjualan obat resep bermerek juga untuk pasar ekspor.
Proses produksi di pabrik PT Phapros Tbk yang berlokasi di Jl. Simongan, Kota Semarang./Istimewa-Phapros
Proses produksi di pabrik PT Phapros Tbk yang berlokasi di Jl. Simongan, Kota Semarang./Istimewa-Phapros

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen obat pelat merah PT Phapros Tbk (PEHA) membukukan pertumbuhan produk obat bergerak hingga hampir 15 persen sepanjang semester I/2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Direktur Utama Phapros Hadi Kardoko mengatakan hal tersebut salah satunya didukung oleh kontribusi produk Dextamine dan Pro TB.

“Kontribusi terbesar disumbangkan oleh produk Dextamine yang tumbuh sebesar 38,9 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dan Pro TB sebesar 53,2 persen,” ujar Hadi dalam keterangannya pada Kamis (27/7/2023).

Lebih lanjut Hadi menjelaskan, anak perusahaan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) ini memang tengah menggenjot pertumbuhan penjualan obat resep bermerek juga untuk pasar ekspor.

Sehingga sektor obat resep bermerek dan sektor ekspor menjadi salah satu fokus PEHA untuk mengoptimalkan kinerja tahun ini. 

"Hal itu sejalan dengan grand strategy perseroan dan rencana penataan portofolio produknya. Di mana, kedepannya emiten berkode saham PEHA ini akan terus memperkaya varian produk obat bermereknya," jelas Hadi.

Selain itu, Hadi membocorkan bahwa perusahaan pelat merah yang digawanginya itu akan meluncurkan beberapa produk baru tahun ini, termasuk produk obat bermerek.

“Pertumbuhan di pilar obat branded adalah salah satu strategi kami agar di akhir tahun 2023, portfolio produk baru Phapros akan terdiri dari lebih dari 60 persen branded dan sisanya generik," tambah Hadi.

Selain dari pilar Etikal, Hadi menyebutkan kontribusi pendapatan dari lini ekspor juga mengalami peningkatan sebesar 45,2 persen dengan negara tujuan Kamboja dan Filipina. 

“Pasar ekspor masih terbuka cukup lebar bagi produk seperti multivitamin, antibiotik, analgesik, produk untuk menyamankan perjalanan, anti histamin hingga anti tuberkulosis," tutur Hadi.

Menurutnya hal tersebut belum termasuk produk-produk obat dari kelas terapi lainnya serta alat kesehatan yang Phapros produksi, bekerjasama dengan lembaga riset dan universitas dalam negeri. 

"Kami optimis bisa meningkatkan growth net sales di akhir 2023 karena masih banyak negara-negara lain yang akan menjadi target Phapros, dan kami terus optimis target tahun 2023 akan tercapai” jelas Hadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Widya Islamiati
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper