Bisnis.com, JAKARTA - Perekonomian Amerika Serikat (AS) diperkirakan jatuh ke dalam resesi pada kuartal III/2023. Hal ini terlihat dari indeks perputaran siklus bisnis yang turun 15 bulan berturut-turut pada Juni 2023.
Penurunan ini dipengaruhi prospek konsumen yang melemah dan meningkatnya klaim pengangguran, menandai rangkaian penurunan terpanjang sejak masa menuju resesi 2007-2009.
The Conference Board pada Kamis (20/7/2023) mengumumkan Leading Economic Index, atau ukuran yang mengantisipasi kegiatan ekonomi di masa depan turun 0,7 persen menjadi 106,1 pada Juni 2023, menyusul penurunan yang direvisis sebesar 0,6 persen pada Mei 2023.
Penurunan tersebut kemudian sedikit lebih besar dari ekspektasi rata-rata di antara para ekonom Reuters, yakni penurunan sebesar 0,6 persen.
"Secara keseluruhan, data bulan Juni menunjukkan aktivitas ekonomi akan terus melambat di bulan-bulan mendatang," ucap manajer senior indikator siklus bisnis di The Conference Board, Justyna Zabinska-La Monica, seperti dilansir Reuters, Jumat (21/7).
The Conference Board menegaskan kembali perkiraannya, bahwa ekonomi AS mungkin akan berada dalam resesi dari kuartal III/2023 saat ini hingga kuartal I/2024
Baca Juga
Zabinska-La Monica juga mengatakan bahwa dengan harga yang meningkat, kebijakan moneter yang lebih ketat, kredit yang lebih sulit didapatkan, dan pengurangan pengeluaran pemerintah siap untuk meredam pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
Kemudian, Conference Board juga menyatakan bahwa kontraksi di LEI semakin cepat, turun 4,2 persen dalam enam bulan terakhir dibandingkan dengan penurunan sebesar 3,8 persen antara Juni dan Desember 2022.
Di lain sisi, Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam wawancaranya dengan Bloomberg Television, Senin (17/7/2023) mengatakan pertumbuhan AS telah melambat. Namun, pasar tenaga kerja AS tetap kuat sehingga Yellen tidak mengharapkan resesi.
Yellen juga berpendapat bahwa perekonomian AS berada di jalur yang baik untuk menurunkan inflasi tanpa pelemahan pasar tenaga kerja.