Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan India berencana untuk menyelesaikan transaksi bilateral dalam mata uang lokal dan menghubungkan sistem pembayaran cepat mereka untuk mendorong transfer dana lintas batas.
Mengutip Bloomberg, Senin (17/7/2023) informasi tersebut diutarakan oleh pejabat senior pemerintah India. Proposal ini diperbicarakan ketika Menteri keuangan India Nirmala Sitharaman dan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati menjelang pertemuan G20 di India.
Menurut pejabat tersebut, pembicaraan ini sudah berjalan maju dan pengumuman dapat dilakukan setelah para pejabat menyelesaikan prosedur formal.
Perjanjian yang diusulkan dengan Indonesia datang ketika India menandatangani pakta serupa dengan Uni Emirat Arab, yakni akan lebih banyak perdagangan yang dilakukan dalam rupee dan dirham. Hal ini memungkinkan kartu kredit domestik kedua negara memproses transaksi ritel.
Sri Mulyani juga membenarkan pertemuan bilateral tersebut dan mengatakan bahwa kedua belah pihak membahas upaya untuk memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara.
“Hubungan bilateral ini akan terus kita perkuat, khususnya bagi kedua institusi, dalam dialog kebijakan yang akan membahas masalah perdagangan, investasi, termasuk sumber daya manusia,” jelasnya.
Sementara itu, Juru bicara Kementerian Keuangan India tidak menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg.
Langkah ini diketahui merupakan bagian dari dorongan India untuk menginternasionalkan rupee dan mengurangi ketergantungannya pada dolar AS.