Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tahan Suku Bunga Acuan, Sektor Properti Diprediksi Bakal Menggeliat

Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen menjadi sentimen positif untuk sektor properti.
Wajah properti Jakarta foto file 2 Mei 2019./Reuters
Wajah properti Jakarta foto file 2 Mei 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen pada semester I/2023 diharapkan bisa mempertahankan tren positif sektor properti yang sudah cukup membaik selama setahun terakhir. 

Country Manager Rumah.com Marine Novita menyambut baik kebijakan tersebut, sekaligus meyakini kondisi ini memunculkan ekspektasi bahwa suku bunga BI telah mencapai puncaknya dan berpotensi mulai dipangkas.

"Situasi ini juga didukung oleh angka inflasi Indonesia yang mulai melandai sehingga diprediksi akan berdampak positif bagi kinerja sektor properti di semester II/2023," kata Marine dalam keterangan resminya, Senin (17/7/2023). 

Menurutnya, melandainya inflasi bisa menjadi sentimen positif untuk sektor properti karena turunnya inflasi akan membuat daya beli masyarakat meningkat sehingga penjualan rumah berpotensi naik. 

Inflasi yang rendah biasanya akan mendorong tingkat bunga mengalami penurunan sehingga dapat berimbas positif terhadap industri properti di Tanah Air. 

Apalagi, seiring dengan adanya sentimen positif di industri properti nasional pada kuartal pertama 2023. Sentimen positif ini terutama terlihat pada indeks harga dan permintaan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, baik dari sisi penjual maupun konsumen.

Berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Report Q2 2023, terjadi kenaikan indeks harga sebesar 1,7 persen secara kuartalan pada kuartal pertama 2023 dan kenaikan indeks harga sebesar 7,1 persen secara tahunan. 

Kenaikan secara kuartalan dan tahunan tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada kuartal sebelumnya.

"Dari sisi suplai, indeks suplai pada kuartal pertama 2023 masih stagnan pada angka yang sama dengan kuartal sebelumnya, yaitu sebesar 0,3 persen. Namun, secara tahunan indeks suplai menunjukkan kenaikan sebesar 6,6 persen. 

Sementara dari sisi permintaan, indeks permintaan naik sebesar 14,5 persen secara kuartalan. Sebelumnya, pada kuartal keempat 2022, indeks permintaan turun hingga 20 persen secara kuartalan.

Namun demikian, indeks permintaan pada kuartal pertama 2023 ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2022 sehingga terjadi penurunan sebesar 19,7 persen secara tahunan.

Geliat konsumen yang tercermin pada indeks permintaan menunjukkan kembalinya minat masyarakat untuk mencari properti, setelah pada kuartal sebelumnya teralihkan untuk kebutuhan akhir tahun.

Data pencarian properti di Rumah.com menunjukkan bahwa pencarian properti didominasi oleh pencarian dengan harga di atas Rp 1 miliar. Hal ini juga bisa menjadi indikasi positif terhadap daya beli masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper