Bisnis.com, JAKARTA - Pada awal 2023, terdapat optimisme yang tinggi bahwa China akan mengalami pemulihan cepat dalam pengeluaran konsumen, didorong oleh belanja ‘balas dendam’, makan di luar dan melakukan perjalanan.
Kini, selama paruh pertama tahun 2023, terdapat kekhawatiran dalam pertumbuhan itu sendiri, antara lain dari pemulihan tingkat pengangguran dan pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan, dan efek kekayaan negatif dari sektor proprerti yang merosot.
Adanya efek tersebut mendorong banyak orang untuk lebih banyak menabung dibandingkan membelanjakan uang mereka.
Pengeluaran perjalanan domestik selama liburan bulan Juni 2023, untuk Festival Perahu Naga cenderung lebih rendah dari tingkat sebelum pandemi. Kemudian, penjualan mobil bulan Juni 2023 turun dari tahun lalu.
Hambatan besar lainnya dalam konsumsi adalah pengangguran anak muda yang mencapai 20,8 persen, empat kali lipat tingkat pengangguran di perkotaan nasional.
Hal tersebut dikarenakan tindakan keras regulasi China terhadap perusahaan teknologi besar dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menghilangkan jalur karier yang menguntungkan bagi para lulusan muda yang memiliki ambisi.
Baca Juga
Menarik Pebisnis dari Barat
Sebagaimana diketahui, selain properti, China juga menghadapi ekspor yang menyusut dan adanya risiko deflasi.
Menurut Ekonom di Enodo Economics, Diana Choyleva, perlunya ada iming-iming pertumbuhan ekonomi yang cepat, agar dapat menarik bisnis dari Barat. Terlepas dari upaya China, kepala ekonom Asia Pasifik di Natixis, Alicia Garcia Herrero mengatakan bahwa kepercayaan sektor swasta jelas belum pulih.
“Apa masalah terpenting dalam ekonomi swasta sekarang? Itu karena kurangnya kepercayaan di kalangan pengusaha swasta.” jelas profesor Universitas Tsinghua, Tian Xuan.
Sebelumnya, Xi juga menuturkan negaranya untuk fokus meningkatkan kerja sama luar negeri di berbagai bidang seperti perdagangan dan investasi. Hal tersebut diutarakan ketika China mengumumkan kebijakan untuk mengontrol ekspor dua bahan baku logam yang penting untuk bagian dari industri semikonduktor, telekomunikasi dan kendaraan listrik.
“Dalam membangun pola pembangunan baru dan mempromosikan keterbukaan struktural, bidang-bidang utama valuta asing dan kerja sama seperti investasi, perdagangan, dan inovasi keuangan harus difokuskan,” ujarnya.
Xi kini juga mengubah sikapnya untuk lebih berdamai pada sektor teknologi, yang telah terpukul karena peraturan yang keras dan kebijakan Covid.