Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi China Hilang Tenaga, Presiden Xi Jinping Serius Genjot Sektor Swasta

Presiden China Xi Jinping akan menggenjot sektor swasta ketika perekonomian China tampak hilang tenaga. 
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Aula Besar Rakyat di Beijing, China, 19 Juni 2023./Reuters
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Aula Besar Rakyat di Beijing, China, 19 Juni 2023./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping memperluas ‘perdamaiannya’ ke bisnis swasta, yang telah terpukul dalam beberapa tahun terakhir karena peraturan yang keras dan kebijakan Covid-19 paling ketat di dunia. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (14/7/2023), para pejabat sendiri telah membuat serangkaian tindakan penting yang dirancang untuk mengirimkan dukungan pemerintah China kepada perusahaan-perusahaan swasta. 

Kemudian, para pemimpin China juga berjanji untuk memperlakukan investor asing dengan lebih baik, dan menyerukan keterbukaan yang lebih besar dalam beberapa pekan terakhir.

Hal ini dilakukan karena perekonomian China tampak hilang tenaga. Pasar properti nasional menunjukan tanda-tanda pelemahan, ekspor yang menyusut dan adanya risiko deflasi. 

Ekonom Enodo Economics Diana Choyleva juga mengatakan bahwa China sulit untuk menarik bisnis dari Barat, jika tanpa iming-iming pertumbuhan ekonomi yang cepat. 

“Tanda-tanda deflasi menambah kesan ekonomi bermasalah, mempersulit Beijing untuk merekrut modal asing dalam upayanya melawan kekuatan AS,” jelasnya.

Perusahaan Teknologi 

Sinyal perubahan China yang mungkin paling jelas mengenai perubahan sikap terhadap sektor swasta adalah pada perusahaan teknologi, yang miliaran nilai pasar terhapus karena tindakan Xi. 

Namun, direktur pelaksana di Orient Capital Research Inc., Andrew Collier mengungkapkan bahwa investor tahu ada batasan tajam dalam pertumbuhan perusahaan teknologi. Hal ini membuat berinvestasi di sektor tersebut berisiko. 

“Akan ada beberapa peluang untuk listing baru dan opsi perdagangan jangka pendek, tetapi keseluruhan sektor tidak lagi semenarik dulu,” jelasnya. 

Namun, menurut analis di Forsyth Barr Asia, setidaknya gerakan baru-baru ini menyiratkan bahwa pihak berwenang ingin membantu menciptakan lebih banyak pekerjaan, meningkatkan ekonomi riil dan mendorong daya saing negara secara internasional. 

Tingkat Kepercayaan yang Belum Pulih

Terlepas dari upaya China, kepala ekonom Asia Pasifik di Natixis, Alicia Garcia Herrero mengatakan bahwa kepercayaan sektor swasta jelas belum pulih. Herrero sendiri mengidentifikasi tiga masalah utama yang tersisa, yakni permintaan domestik yang tertekan, peraturan keamanan nasional yang lebih ketat, dan AS dan Uni Eropa meningkatkan kontrol ekspor di China. 

“Apa masalah terpenting dalam ekonomi swasta sekarang? Itu karena kurangnya kepercayaan di kalangan pengusaha swasta.” jelas profesor Universitas Tsinghua, Tian Xuan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper