Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping memperluas ‘perdamaiannya’ ke bisnis swasta, yang telah terpukul dalam beberapa tahun terakhir karena peraturan yang keras dan kebijakan Covid-19 paling ketat di dunia.
Mengutip Bloomberg, Jumat (14/7/2023), para pejabat sendiri telah membuat serangkaian tindakan penting yang dirancang untuk mengirimkan dukungan pemerintah China kepada perusahaan-perusahaan swasta.
Kemudian, para pemimpin China juga berjanji untuk memperlakukan investor asing dengan lebih baik, dan menyerukan keterbukaan yang lebih besar dalam beberapa pekan terakhir.
Hal ini dilakukan karena perekonomian China tampak hilang tenaga. Pasar properti nasional menunjukan tanda-tanda pelemahan, ekspor yang menyusut dan adanya risiko deflasi.
Ekonom Enodo Economics Diana Choyleva juga mengatakan bahwa China sulit untuk menarik bisnis dari Barat, jika tanpa iming-iming pertumbuhan ekonomi yang cepat.
“Tanda-tanda deflasi menambah kesan ekonomi bermasalah, mempersulit Beijing untuk merekrut modal asing dalam upayanya melawan kekuatan AS,” jelasnya.
Baca Juga
Perusahaan Teknologi
Sinyal perubahan China yang mungkin paling jelas mengenai perubahan sikap terhadap sektor swasta adalah pada perusahaan teknologi, yang miliaran nilai pasar terhapus karena tindakan Xi.
Namun, direktur pelaksana di Orient Capital Research Inc., Andrew Collier mengungkapkan bahwa investor tahu ada batasan tajam dalam pertumbuhan perusahaan teknologi. Hal ini membuat berinvestasi di sektor tersebut berisiko.
“Akan ada beberapa peluang untuk listing baru dan opsi perdagangan jangka pendek, tetapi keseluruhan sektor tidak lagi semenarik dulu,” jelasnya.
Namun, menurut analis di Forsyth Barr Asia, setidaknya gerakan baru-baru ini menyiratkan bahwa pihak berwenang ingin membantu menciptakan lebih banyak pekerjaan, meningkatkan ekonomi riil dan mendorong daya saing negara secara internasional.
Tingkat Kepercayaan yang Belum Pulih
Terlepas dari upaya China, kepala ekonom Asia Pasifik di Natixis, Alicia Garcia Herrero mengatakan bahwa kepercayaan sektor swasta jelas belum pulih. Herrero sendiri mengidentifikasi tiga masalah utama yang tersisa, yakni permintaan domestik yang tertekan, peraturan keamanan nasional yang lebih ketat, dan AS dan Uni Eropa meningkatkan kontrol ekspor di China.
“Apa masalah terpenting dalam ekonomi swasta sekarang? Itu karena kurangnya kepercayaan di kalangan pengusaha swasta.” jelas profesor Universitas Tsinghua, Tian Xuan.