Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hitung-Hitungan Menkeu Sri Mulyani Terhadap Penarikan Utang Indonesia Hingga Akhir 2023.

Kementerian Keuangan memperkirakan kebutuhan pembiayaan APBN melalui surat hutang hingga akhir 2023 terus menurun.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di kompleks DPR RI, Jakarta Selatan pada Selasa (4/7/2023). Dok Kemenkeu RI.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di kompleks DPR RI, Jakarta Selatan pada Selasa (4/7/2023). Dok Kemenkeu RI.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memperkirakan realisasi pembiayaan utang dalam APBN 2023 akan mencapai Rp406,4 triliun. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa perkiraan realisasi pembiayaan utang tersebut lebih rendah Rp289,9 triliun dari target APBN Tahun Anggaran 2023 yakni sebesar Rp696,3 triliun.

Sementara jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun lalu yang mencapai Rp696,0 triliun, pembiayaan hingga akhir 2023 diperkirakan turun sebesar 41,61 persen.

“Sampai dengan akhir tahun, dengan penerimaan yang masih cukup kuat dan belanja yang terpenuhi semuanya, kami memperkirakan pembiayaan akhir tahun bisa diturunkan 41,61 persen atau realisasi pembiayaan utang akan lebih rendah Rp289,9 triliun tahun ini,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin (10/7/2023).

Sri Mulyani mengatakan, hal ini merupakan penurunan yang sangat baik, terutama di tengah kondisi suku bunga yang melonjak tinggi di berbagai negara.

“Maka strategi positioning dengan menurunkan peb utang dan penurunan penerbitan utang menempatkan Indonesia dalam posisi yang relatif aman, cukup stabil, dan kuat,” jelasnya.

Jika dirincikan, pembiayaan utang melalui surat berharga negara (SBN) hingga akhir 2023 diperkirakan mencapai Rp362,9 triliun, turun 44,9 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Perkiraan penerbitan SBN tersebut lebih rendah sebesar Rp350 triliun dari target APBN Tahun Anggaran 2023.

Sri Mulyani mengatakan, penerbitan SBN dikurangi dengan memanfaatkan saldo anggaran lebih (SAL) dan didukung dengan pengelolaan kas yang optimal.

Sementara itu, pembiayaan utang melalui pinjaman diperkirakan mencapai Rp43,4 triliun, meningkat 16,8 persen jika dibandingkan dengan periode 2022.

Adapun, tambahan penggunaan SAL ditetapkan sebesar Rp156,9 triliun, guna menurunkan pembiayaan utang sebesar RP100,9 triliun dan untuk kebutuhan pembayaran kewajiban pemerintah sebesar Rp56 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper