Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan utang pada semester I/2023 mencapai Rp166,5 triliun.c Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi tersebut turun 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu (year-on-year/yoy).
Jika dirincikan, realisasi penerbitan surat berharga negara (SBN) hingga semester I/2023 mencapai Rp157,9 triliun, turun 13,6 persen secara tahunan.
“Jumlah defisit dan keseimbangan yang surplus memberikan kontribusi bagi kita untuk menurunkan penerbitan SBN kita,” katanya dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin (10/7/2023).
Sementara itu, realisasi penarikan hingga semester I/2023 mencapai Rp8,6 triliun, juga turun sebesar 39,5 persen secara tahunan.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa realisasi pembiayaan utang semester I yang turun tersebut sejalan dengan strategi backloading untuk menjaga efisiensi biaya utang.
Sebagai gambaran, APBN hingga semester I/2023 mencatatkan surplus sebesar Rp152,3 triliun atau setara dengan 0,71 persen dari PDB.
Baca Juga
“Surplus tahun ini Rp152,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, jadi ini menggambarkan APBN konsolidasi dan kesehatannya mengalami tren yang sangat baik,” katanya.
Keseimbangan primer pada periode tersebut tercatat mencapai Rp368,2 triliun. Sri Mulyani menyampaikan bahwa keseimbangan primer tersebut menunjukkan performa terbaik dalam 4 tahun terakhir.
Dia menambahkan pemerintah ke depan pun senantiasa mengupayakan kombinasi sumber pembiayaan dalam rangka memenuhi target pembiayaan anggaran yang efisien dengan tetap mempertimbangkan risiko.