Bisnis.com, JAKARTA — Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur berada di level 165.000 barel per hari (bph) pada pertengahan tahun ini.
Berdasarkan catatan SKK Migas, realisasi produksi tengah tahun itu masih sesuai dengan Work Program & Budget (WP&B) 2023.
“Banyu Urip sekarang produksinya di atas 165 ribu-an ya, jadi masih in line dengan work plan and budget,” kata Tjip, sapaan karibnya, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta Senin (10/7/2023).
Adapun, SKK Migas bersama dengan operator lapangan, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) tengah mengerjakan optimasi pengembangan lapangan (OPL) Banyu Urip lewat pengeboran 5 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastic yang ditarget first oil pada 2028 mendatang.
Lewat kegiatan OPL itu, SKK Migas, memperkirakan tambahan cadangan dari lapangan Banyu Urip dapat menyentuh di angka 125 MMBO (unrised recoverable).
“Itu kan ada ngebor 5 sumur infill sekarang persiapan long lead item-nya jadi beli pipa segala macam kemudian eksplorasi clastic sedang dalam persiapan,” kata dia.
Baca Juga
Infill adalah sumur migas yang dibuat atara dua sumur produksi. Pengeboran ini untuk meningkatkan potensi memanen minyak bumi lebih banyak.
Seperti diketahui, Kementerian ESDM bersama dengan SKK Migas telah mendiskusikan sejumlah inisiatif untuk mengelola penurunan produksi yang terjadi di Blok Cepu, termasuk menjajaki peluang-peluang baru di WK tersebut.
Berdasarkan penilaian teknis, cadangan minyak Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu telah meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 940 juta barel minyak dari 450 juta barel minyak saat final investment decision (FID). Meski demikian, tingkat produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip itu kini sudah mulai menurun secara alamiah.
Kegiatan produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, dimulai pada 2008 dan fasilitas produksi utama mulai dioperasikan pada kuartal 4 tahun 2015.
Kontrak Kerja Sama (KKS) Cepu ditandatangani pada 17 September 2005, mencakup wilayah kontrak Cepu di Jawa Tengah dan Jawa Timur. ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Ampolex Cepu Pte Ltd., PT Pertamina EP Cepu dan empat Badan Usaha Milik Daerah: PT Sarana Patra Hulu Cepu (Jawa Tengah), PT Asri Dharma Sejahtera (Bojonegoro), PT Blora Patragas Hulu (Blora) dan PT Petrogas Jatim Utama Cendana (Jawa Timur) yang tergabung menjadi kontraktor di bawah KKS Cepu.
ExxonMobil memegang 45 persen dari total saham partisipasi Blok Cepu sisanya PEPC 45 persen dan BUMD 10 persen. KKS Cepu ini akan berlanjut hingga 2035.
Sebelumnya, EMCL disebutkan sudah memulai diskusi awal (prelimenary discussion) terkait dengan potensi perpanjangan kontrak pengelolaan Blok Cepu bersama dengan SKK Migas.
Minat EMCL itu disebutkan datang menyusul kepastian perpanjangan kontrak yang lebih dahulu diberikan pemerintah kepada BP untuk WK Tangguh selama 20 tahun ke depan hingga 2055, dari kontrak awal yang ditenggat 2035.
“Kalau perpanjangan memang diskusi awal sudah ada ya, tapi kita masih menunggu dari mereka ini detailnya, memang kemarin sudah ada diskusi awal terkait potensi perpanjangan untuk WK Cepu,” kata Direktur Eksplorasi SKK Migas, Benny Lubiantara,saat konferensi pers di Jakarta, Senin (17/4/2023).