Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor KRL Bekas Batal, Kemenhub Ungkap Skema Retrofit KRL

Rencananya, sebanyak 8 dari total 16 rangkaian baru yang telah dipesan KAI Commuter ke PT Industri Kereta Api atau Inka akan tiba pada 2025.
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) yang dikelola oleh anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) berada di dipo kereta, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) yang dikelola oleh anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) berada di dipo kereta, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengkonfirmasi proses retrofit rangkaian KRL eksisting milik PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter akan dimulai pada tahun ini. 

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal memaparkan pihaknya berencana untuk meretrofit sebanyak 4 rangkaian kereta (trainset) setiap tahunnya hingga seluruh kereta selesai direvitalisasi.

Dia melanjutkan, proses ini akan dibarengi dengan penambahan rangkaian kereta pada periode 2025-2026 mendatang. Rencananya, sebanyak 8 dari total 16 rangkaian baru yang telah dipesan KAI Commuter ke PT Industri Kereta Api atau Inka akan tiba pada 2025, dengan sisanya ditargetkan pada 2026.

“Jadi, sampai 2027 akan ada penambahan rangkaian kereta,” jelas Risal saat ditemui seusai rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (5/7/2023). 

Opsi retrofit dan pembelian kereta dari PT Inka juga dibarengi dengan upaya pemerintah untuk mengimpor 3 rangkaian kereta baru. Menurutnya, impor KRL tersebut dilakukan untuk mengisi slot cadangan rangkaian kereta.

Risal menerangkan, upaya impor juga berkaitan dengan optimalisasi layanan yang dilakukan oleh KAI Commuter. 

Dia menyebutkan, KAI Commuter harus mengoperasikan 101 rangkaian kereta untuk dapat melayani penumpang dengan optimal.

Dia melanjutkan, biaya pengadaan untuk impor KRL baru akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan impor rangkaian bekas. Namun, Risal memastikan impor KRL baru tidak akan berpengaruh terhadap skema PSO yang diberikan pada KRL Jabodetabek.

“Biaya impor KRL baru memang akan lebih tinggi, tetapi seharusnya itu tidak akan berpengaruh ke PSO-nya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Risal menuturkan upaya impor KRL baru dan juga peremajaan melalui opsi retrofit juga akan didanai melalui penyertaan modal negara (PMN). Kemenhub juga tengah menunggu usulan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi terkait besaran PMN.

Risal melanjutkan, pihaknya juga belum menentukan jenis rangkaian kereta baru yang akan diimpor oleh Indonesia. Namun, dia memastikan rangkaian yang nantinya diimpor akan sesuai dengan karakteristik dan struktur rel yang ada di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper