Inflasi yang Membandel
Berdasarkan risalah The Fed, para pejabat yang mendukung kenaikan suku bunga di bulan Juni mengutip ketatnya pasar tenaga kerja dan relatif sedikitnya tanda-tanda bahwa inflasi melambat menuju target 2 persen, menurut notulen tersebut.
Beberapa pembuat kebijakan telah menyatakan keprihatinan mereka bahwa inflasi inti, khususnya, tidak banyak berubah dalam enam bulan terakhir.
Indeks pengeluaran konsumsi pribadi, di luar makanan dan energi, naik 4,6 persen pada laju tahunan (year-on-year/yoy) per Mei 2023, sebuah laporan menunjukkan bahwa data itu hampir tidak berubah sejak awal tahun.
Keputusan The Fed bulan lalu merupakan sinyal perlambatan terbaru dalam kebijakan setelah para pejabat menaikkan suku bunga dengan laju tercepat dalam empat dekade terakhir tahun lalu, termasuk empat kali kenaikan 75 basis poin berturut-turut.
The Fed mulai mengurangi kecepatan tersebut pada bulan Desember dan memberikan kenaikan seperempat poin pada masing-masing dari tiga pertemuan pertama tahun ini.
Para pejabat mengatakan kenaikan suku bunga yang cepat sejak awal 2022 memberi mereka ruang sekarang untuk menilai bagaimana pengetatan tersebut memengaruhi perekonomian, dan untuk mengawasi tanda-tanda limpahan ekonomi dari gejolak perbankan pada Maret silam.
Baca Juga
Sebagian besar pejabat telah menunjuk pada ketahanan ekonomi AS sebagai fitur positif secara keseluruhan yang sejauh ini mencegah resesi.
Namun, kekuatan yang mendasari hal tersebut, seperti pasar tenaga kerja yang tetap kuat, juga telah memicu kekhawatiran tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen.