Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengisyaratkan bank sentral AS tersebut akan melanjutkan kampanye kenaikan suku bunga hingga akhir tahun ini.
Hal ini menyusul sejumlah data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, yang menunjukkan bahwa pengetatan moneter lebih lanjut masih diperlukan.
"Kami melakukan satu pertemuan di mana kami tidak menaikkan suku bunga. Kami memperkirakan laju moderat keputusan suku bunga akan terus berlanjut,” ungkap Powell dalam sebuah acara bank sentral Spanyol di Madrid, dilansir Reuters, Jumat (30/6/2023).
Powell mengisyaratkan mayoritas pejabat The Fed memperkirakan bahwa mereka perlu menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lagi tahun ini.
Dia hanya menyatakan kembali perkiraan pembuat pejabat Fed yang diterbitkan pada pertengahan Juni, tetapi pernyataannya menekankan kemungkinan kenaikan tersebut.
Isyarat hawkish ini didasari oleh pasar tenaga kerja AS masih sangat ketat, dengan tingkat pengangguran sebesar 3,7 persen. Adapun inflasi masih dua kali lipat lebih tinggi dari target 2 persen the Fed, meskipun turun dari puncaknya tahun lalu.
Baca Juga
"Tekanan inflasi terus berjalan tinggi, dan proses untuk menurunkan inflasi kembali ke 2 persen masih harus melalui jalan panjang," kata Powell.
Awal bulan ini, setelah 10 kali kenaikan suku bunga berturut-turut, The Fed memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 5 persen - 5,25 persen untuk menilai dampak kenaikan suku bunga sebelumnya.
The Fed akan mengadakan empat pertemuan kebijakan lagi tahun ini, dengan pertemuan berikutnya pada 25-26 Juli 2023
Data yang dirilis setelah pidatonya pada hari Kamis menunjukkan klaim tunjangan pengangguran AS secara tak terduga turun minggu lalu.
Sementara itu produk domestik bruto (PDB) tumbuh jauh lebih kuat pada kuartal I/2023 dibandingkan perkiraan sebelumnya. PDB AS tercatat naik 2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter).
Pelaku pasar meningkatan ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed di bulan Juli dan saat ini menetapkan 40 persen kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut di bulan November, naik dari sekitar 30 persen sebelum data tersebut.