Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni (persero) menyatakan memprioritaskan pemanfaatan dana PMN untuk penggantian kapal penumpang, yang tergolong memiliki umur teknis lebih dari 30 tahun.
Direktur Utama PELNI Tri Andayani menjelaskan pada 2015, Pelni telah menerima PMN senilai Rp500 miliar yang ditujukan untuk pembelian 6 unit kapal barang.
Tercatat pembelian seluruh kapal barang tersebut telah dilakukan dan seluruhnya telah beroperasi hingga saat ini yaitu pada 2017 adalah 4 unit kapal KM Logistik Nusantara 1 (318 Teus), KM Logistik Nusantara 2 (142 Teus), KM Logistik Nusantara 3 (142 Teus), KM Logistik Nusantara 4 (142 Teus).
Dilanjutkan pada periode 2018 dan 2019 masing-masing pembelian 1 unit kapal yakni KM Logistik Nusantara 5 (372 Teus) dan KM Logistik Nusantara 6 (434 Teus)
Dia menyebutkan pembelian sebanyak 6 unit kapal barang tersebut dilakukan untuk mengembangkan bisnis usaha Pelni di bidang angkutan logistik, khususnya dalam menjalankan penugasan dari Pemerintah RI, yaitu Program Tol Laut.
Sementara itu, pada 2023 ini, Pelni kembali mengajukan usulan Dana PMN senilai Rp4 triliun. Dana PMN tersebut ditujukan untuk pembelian kapal penumpang baru, sebagai pengganti kapal penumpang saat ini yang memiliki umur teknis lebih dari 30 tahun.
Baca Juga
“Penggantian kapal penumpang ini harus segera dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keselamatan pelayaran dan aspek penugasan Pemerintah kepada Pelni, khususnya keberlangsungan pelayanan Pemerintah kepada masyarakat,” terangnya kepada Bisnis, dikutip Selasa (27/6/2023).
Sebelumnya, Direktur Usaha Angkutan Penumpang Pelni Yahya Kuncoro menjelaskan, saat ini jumlah kapal yang tersedia tidak cukup untuk menampung kapasitas penumpang dan barang.
Hal ini bukan tanpa alasan, sebab Pelni bukan hanya menjalankan bisnis utamanya sebagai jasa pelayaran, tetapi juga digunakan untuk kebutuhan negara dalam hal sosial, politik, dan nasional.
Yahya mengakui perseroan tidak memiliki pendanaan yang cukup untuk membeli kapal.
“Kalau kami beli itu pakai dana sendiri, pengembaliannya itu lama sekali, jadi tidak menguntungkan. Makanya kami butuh dana PMN untuk penambahan armadanya,” ujarnya.
Sebagai gambaran, kata dia, untuk melakukan pengadaan kapal baru, Pelni harus merogoh dana sebesar Rp1 triliun.
Tentunya, bagi Pelni, dengan mengajukan PMN bisa ikut menyehatkan keuangan perusahaan di tengah cashflow yang minim.
Yahya juga memerinci kondisi kapal Pelni yang sudah tua. Salah satu kapal tertua diantaranya adalah kapal jenis KM Umsini yang usianya sudah 38 tahun.
Rencananya, jika mendapat dana PMN, Pelni berencana melakukan modifikasi dua kapal miliknya dan juga melakukan penambahan armada kapal barang dan penumpang.
Pelni membidik dapat mengangkut sebanyakgkut 3,6 juta penumpang pada tahun ini.
Adapun jumlah penumpang di pada 2022 sudah mencapai 3,2 juta orang, melewati target yang ditentukan, yakni 3 juta orang.