Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan pelabuhan di Indonesia yang telah menerapkan Inaportnet pada periode 2016-Juni 2023 sebanyak 149 pelabuhan.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi telah menambah sebanyak 40 pelabuhan yang menerapkan digitalisasi pelayanan kepelabuhanan atau Inaportnet dari target total 151 pelabuhan pada akhir 2023. Adapun, pelabuhan menjadi pusat distribusi logistik yang dapat meningkatkan perekonomian dan daya saing negara.
"Melalui digitalisasi pelayanan yang dilakukan melalui Inaportnet, diharapkan pelayanan kepelabuhanan makin baik dan dapat mendorong efisiensi biaya logistik nasional," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (27/6/2023).
Menurutnya, penerapan Inaportnet di pelabuhan-pelabuhan merupakan wujud pengawasan bersama antar stakeholder terkait, sehingga pelayanan kepelabuhanan akan lebih akuntabel dan transparan.
Selain itu, diharapkan turut menyumbang peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor minerba dan sektor kepelabuhanan.
Budi Karya berharap, seluruh pemangku kepentingan terkait dapat terus meningkatkan koordinasi dan menghilangkan ego sektoral, guna memberikan pelayanan terbaik di pelabuhan.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan pakta integritas sebagai langkah awal komitmen bersama penerapan Inaportnet di 40 Unit Penyelenggara Pelabuhan, yang terdiri dari: 19 pelabuhan yang menjadi percepatan target pengawasan komoditi mineral dan batubara, dan 21 pelabuhan prioritas berdasarkan kunjungan kapal, 15 Distrik Navigasi, dan 19 Badan Usaha Pelabuhan.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai ini adalah wujud nyata sinergi antar Kementerian dan Lembaga untuk memberikan pelayanan kepelabuhanan yang baik kepada masyarakat.
"Diharapkan Inaportnet dapat mewujudkan visi sebagai penggerak utama efisiensi pelayanan publik, melalui penyelenggaraan sistem elektronik yang terintegrasi di bidang impor dan ekspor," tuturnya.
Sejumlah langkah persiapan telah dilakukan Kemenhub dalam upaya penerapan Inaportnet di 40 pelabuhan, diantaranya yaitu menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) kepada para operator UPP dan Distrik Navigasi untuk tahap I pada Maret 2023 sebagai langkah awal penerapan Inaportnet.
Selain itu, melakukan uji coba infrastruktur, uji coba Sistem BUP, System Integration Test (SIT) dengan BUP dan stakeholder terkait, dan menyelenggarakan sosialisasi kepada secara bertahap kepada pengguna jasa di 40 pelabuhan pada Mei 2023 hingga pertengahan Juni 2023.
Dijadwalkan, pelaksanaan Go Live Inaportnet Tahap 2 akan dilaksanakan pada awal September 2023 dan Go Live tahap 3 pada November 2023.
Adapun 40 pelabuhan yang mulai menerapkan Inaportnet, yakni Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Rangga Ilung; Tanjung Redep; Atapupu; Pomako; Raja Ampat; Benete; Reo. Selanjutnya, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Calang; Susoh; Tapak Tuan; Teluk Sigintung; Kintap; Pulau Bunyu; Sungai Nyamuk; Kuala Samboja; Sangkulirang; Tanjung Santan; Laiwui; Buli; Bunta; Pagimana; Pomalaa; Kolaka; Lapuko; Brondong; Marapokot; Baa; Sebu; Waikelo; Larantuka; Lewoleba; Sadai; Jailolo; Soasio; Babang; Saumlaki; Bintuni; Kaimana; Sungai Lumpur; Calabai.
Berdasarkan hasil sidang komite fasilitasi ke-47 pada Organisasi Maritim Internasional (IMO, telah mewajibkan negara anggotanya untuk menerapkan Maritime Single Window mulai 1 Januari 2024.Indonesia melalui Lembaga National Single Window (LNSW) terus mempersiapkan dan mendorong optimalisasi pemanfaatan digitalisasi kepelabuhanan di Indonesia melalui mekanisme single submission, single processing, dan single synchronizing and decision making.
Salah satunya yaitu melalui aplikasi Inaportnet yang merupakan bagian dari ekosistem logistik nasional (NLE), yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan keluar masuk kapal di pelabuhan serta kegiatan bongkar muat barang dan penumpang. Aplikasi Inaportnet ini telah terintegrasi dengan beberapa layanan dari pemangku kepentingan lain seperti Bea Cukai, Imigrasi, dan Kesehatan Pelabuhan.