Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Gelontorkan Rp6,7 Triliun untuk Danai Program Biofuel AS

Departemen Pertanian AS akan mengalokasikan dana sebesar US$450 juta untuk mendanai program peningkatan kadar campuran bahan bakar nabati atau biofuel.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tiba di Marine One di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada Minggu, 28 Mei 2023. Fotografer: Yuri Gripas/Abaca/Bloomberg
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tiba di Marine One di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada Minggu, 28 Mei 2023. Fotografer: Yuri Gripas/Abaca/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Departemen Pertanian Amerika Serikat akan mengalokasikan dana sebesar US$450 juta atau sekitar Rp6,7 triliun untuk memperluas produksi dan ketersediaan bahan bakar campuran nabati atau biofuel dengan kadar yang lebih tinggi.

Dilansir dari Reuters, Selasa (27/6/2023), Pemerintahan Joe Biden menilai bahwa penggunaan bahan bakar nabati yang lebih rendah emisi sangat penting untuk mengatasi masalah di sektor transportasi.

Pada pekan lalu, Badan Perlindungan Lingkungan AS mengumumkan target tertinggi yang pernah ada untuk program federal yang mengharuskan para penyuling minyak untuk mencampurkan bahan bakar nabati ke dalam campuran bahan bakar.

"Tidak ada pemerintahan yang lebih mendukung industri biofuel dibandingkan pemerintahan Biden-Harris," ujar Menteri Pertanian AS Tom Vilsack.

Dana yang berasal dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) ini akan disalurkan kepada Program Insentif Infrastruktur Campuran Lebih Tinggi (Higher Blends Infrastructure Incentive Program, HBIIP) USDA, yaitu sebuah program bagi hasil untuk fasilitas-fasilitas bahan bakar guna membangun dan memperbaiki infrastruktur yang mendukung pencampuran dan distribusi bahan bakar nabati.

Sementara itu, Senator Tina Smith dan Amy Klobuchar dari Minnesota, negara bagian yang menjadi pusat bahan bakar nabati, bergabung dengan Vilsack dalam panggilan telepon tersebut.

Dia mengatakan bahwa investasi tersebut akan menciptakan lapangan kerja baru bagi banyak orang dan meningkatkan keamanan nasional.

"Kami tidak ingin bergantung pada negara lain dalam hal energi," ujar Klobuchar.

Menurut Asosiasi Bahan Bakar Terbarukan, Etanol yang berasal dari jagung, bahan bakar nabati yang paling umum digunakan, mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 52 persen dibanding bensin.

Meski demikian, beberapa akademisi dan kelompok lingkungan hidup menentang hal tersebut, dengan mengatakan bahwa penggunaan bahan bakar nabati justru meningkatkan emisi karena karbon yang dilepaskan ketika petani mengolah lahan untuk tanaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper