Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha tekstil membuka suara mengenai naiknya angka penanaman modal sektor tekstil yang naik pada kuartal I/2023 di tengah kondisi penurunan utilitas yang tajam.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Danang Girindrawardana menyebutkan angka yang dirilis oleh pemerintah bukanlah data realisasi, melainkan angka pengajuan investasi yang sudah dilayangkan beberapa pihak.
"Itu mungkin adalah angka-angka pengajuan investasi, belum realisasi," tutur Danang, Senin (26/6/2023).
Melihat dari data investasi dalam laman National Single Window for Investment (NSWI) BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), PMA industri tekstil kuartal I/2023 tercatat sebesar US$74,34 juta atau setara dengan Rp1,10 triliun (dengan kurs Rp14.892).
Angka ini naik sebesar 84,13 persen dari US$40,35 juta pada periode yang sama tahun lalu. Lalu jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, atau kuartal IV/2022, angka PMA industri tekstil pada kuartal I/2023 juga terpantau naik sebesar 81,49 persen, dari sebelumnya US$40,96 juta.
Senada dengan Danang, Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastraatmadja menyebutkan angka yang dicatat oleh BKPM bukan merupakan angka yang terealisasi di industri TPT.
Baca Juga
"Itu belum realisasi baru pengajuan belum turun ke tekstilnya," kata Jemmy saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Rabu (22/6/2023).
Menurut Jemmy, investor asing mulai melirik Indonesia sebagai ladang penanaman modal yang menarik dengan populasi penduduk yang besar. Terlebih, menurutnya dibandingkan dengan negara-negara produsen tekstil lainnya seperti Vietnam, kondisi perekonomian Indonesia jauh lebih baik.
Berdasarkan laman Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi Vietnam pada kuartal I/2023 melemah ke 3,32 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I/2022 yang sebesar 5,05 persen.
Sementara, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal/I 2023 tercatat sebesar 5,03 persen (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 5,01 persen (yoy).
Dalam catatan Bisnis.com, Minggu (18/6/2023) Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito menyebutkan pada kuartal I/2023 sektor TPT masih dilirik oleh investor asing, dengan perbandingan penanaman modal asing (PMA) yang lebih dominan dibandingkan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
“Investasi tekstil kuartal/I 2023 ini sebenarnya naik lebih banyak PMA-nya,” tutur Warsito di Kompleks Parlemen, beberapa waktu lalu.
PMA tekstil pada kuartal I/2023 tercatat sebesar US$74,34 juta atau setara dengan Rp1,10 triliun (dengan kurs Rp14.892). Sementara, PMDN tercatat pada angka Rp2,57 triliun.