Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asal Amerika Serikat (AS), SEG Solar Inc. dengan ATW Group berencana menginvestasikan US$500 juta atau sekitar Rp7,5 triliun untuk membangun panel surya dan modul surya di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah. Kabar ini menambah peminat investasi panel surya di Tanah Air. Sebelumnya perusahaan asal China, yakni Xinyi Solar Holdings juga dikabarkan tertarik untuk masuk ke bisnis penangkap energi matahari dan diubah jadi listrik ini di Bangka Belitung.
Rencana investasi perusahaan AS ini setelah diumumkannya perjanjian prakerja sama antara SEG Solar Inc. bersama ATW Group, yang ditandatangani pada 26 Juni 2023 di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk AS, Washington DC.
SEG bersama dengan ATW Group dari Indonesia akan membangun fasilitas manufaktur panel surya dan modul surya berkapasitas hingga 5 giga watt. Disebutkan perusahaan akan menyiapkan total investasi US$500 juta atau sekitar Rp7,5 triliun. Investasi ini diharapkan dapat menciptakan 2.000 lapangan pekerjaan di dalam negeri.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan penandatanganan kerja sama ini merupakan upaya dari pemerintah Indonesia untuk mendorong transisi energi, sekaligus keterbukaan antara RI dengan AS.
Langkah mendorong keterbukaan kerja sama itu seiring diterbitkannya kebijakan Inflation Reduction Act (IRA) atau pengurangan inflasi yang ditetapkan oleh AS pada 2022. Kebijakan IRA dinilai dapat memengaruhi minat investasi perusahaan AS ke Indonesia, serta berdampak pada ekosistem kendaraan listrik secara global.
“Kami datang ke Amerika sebagai bentuk kehadiran pemerintah Indonesia untuk meyakinkan investor AS agar berinvestasi di Indonesia. Apalagi, produknya tidak hanya untuk diekspor ke Amerika, tapi juga ke negara lain,” ungkapnya dalam siaran pers dikutip Minggu (25/6/2023).
Baca Juga
Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk AS, Rosan Perkasa Roeslani, menyampaikan perjanjian tersebut akan memperkuat kerja sama antara Indonesia dengan AS. Apalagi, terdapat insentif dari AS kepada perusahaan yang berinvestasi di negara rekan.
“Kerja sama yang akan segera direalisasikan insya Allah tahun depan ini tidak hanya akan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi namun juga mendukung transisi energi dan juga penciptaan lapangan pekerjaan,” kata Rosan.
Berdasarkan data Kementerian Investasi, AS menempati peringkat ke-6 sebagai negara dengan realisasi investasi terbesar di Tanah Air. Total investasi negeri Paman Sam tersebut mencapai US$9,4 miliar selama periode 2018 hingga kuartal pertama 2023.
Sektor investasi paling dominan disasar AS adalah sektor pertambangan, jasa lainnya, listrik, gas dan air, industri kimia dan farmasi, serta industri makanan. Dari total realisasi itu, terdapat 5.683 proyek dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 82.299 orang.