Bisnis.com, JAKARTA - Survei dari PricewaterhouseCooper (PwC) menunjukkan separuh pekerja menginginkan pindah kerja dalam 12 bulan mendatang karena kekurangan uang di tengah perlambatan ekonomi dan melonjaknya inflasi.
Mengutip Reuters, Selasa (20/6/2023), responden yang berharap untuk berpindah kerja dalam 12 bulan mendatang naik 19 persen dari tahun lalu.
Kemudian, walaupun ‘Great Resignation' terus berlanjut, sekitar 42 persen dari survei dalam studi baru mengenai angkatan kerja global mengatakan bahwa mereka berencana untuk menuntut kenaikan gaji lantaran biaya hidup yang lebih tinggi, naik 35 persen dari tahun lalu.
Selanjutnya dalam laporan 2023 Hopes and Fears Global Workforce Survey, sebanyak 46 persen responden dari 54.000 pekerja di 54 negara mengatakan bahwa mereka kesulitan membayar tagihan tiap bulannya atau tidak dapat membayar tagihan sebagian besar waktu.
"Dengan ketidakpastian ekonomi yang sedang berlangsung, kami melihat tenaga kerja global yang menginginkan lebih banyak gaji dan lebih banyak makna dari pekerjaan mereka," ucap Bhushan Sethi, pemimpin global PwC dalam bidang personalia & organisasi.
Tak hanya itu, sebanyak 38 persen responden mengatakan bahwa mereka memiliki uang tersisa pada akhir bulan, turun 47 persen dari tahun lalu.
Baca Juga
Satu dari lima pekerja juga menjalankan beberapa pekerjaan. 69 persen di antaranya mengatakan bahwa mereka melakukannya untuk pendapatan tambahan.
Dalam survei tersebut, tujuan, budaya perusahaan dan inklusi juga menjadi perhatian utama para pekerja.
Pekerja yang mengalami kesulitan finansial, memiliki keterbatasan dalam menghadapi tantangan masa depan. Contohnya seperti berinvestasi untuk mengembangkan keterampilan baru dan beradaptasi dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI).
Di sisi lain, para pekerja yang memiliki kondisi keuangan lebih baik dalam survei, lebih dari sepertiga menjelaskan bahwa AI akan meningkatkan produktivitas mereka. Seperempat dari mereka mengharapkan AI dapat menciptakan peluang kerja baru.
Para pekerja lebih muda yang lahir setelah 1981, termasuk Gen Z dan milenial mengharapkan dampak positif AI terhadap karir mereka dalam lima tahun kedepan.