Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsorsium Pertamina Dinilai Butuh Waktu Kembangkan Blok Masela

Pertamina dinilai bakal memerlukan banyak waktu untuk menyesuaikan kembali strategi pengembangan Blok Masela.
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Konsorsium PT Pertamina (Persero)-Petroliam Nasional Berhad (Petronas) dinilai bakal mengalami kesulitan untuk mengelola Blok Masela

Ekonom energi sekaligus pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto berpendapat konsorsium itu mesti menyesuaikan kembali model bisnis dan portofolio yang sebelumnya tidak masuk ke dalam hitung-hitungan bisnis dan kemampuan mereka. 

“Pihak-pihak yang disebutkan itu kan tidak dari awal terlibat, mereka punya portofolio strategi sendiri tadinya yang mungkin tidak di situ sebelumnya,” kata Pri saat dihubungi, Rabu (21/6/2023). 

Menurut Pri, kedua perusahaan itu bakal memerlukan banyak waktu untuk menyesuaikan kembali strategi pengembangan lapangan gas yang tebilang mahal tersebut. 

Di sisi lain, dia menambahkan, operator blok Inpex Masela Ltd cenderung bakal mencari mitra lain yang memiliki model bisnis mirip dengan karakteristik lapangan. 

“Pasti akan butuh waktu untuk [pengembangannya] itu, yang dicari itu pastinya yang punya model bisnis kemiripan lah, calon perusahaan itu mesti tahu market dan teknologinya,” kata dia. 

Apalagi, kata dia, kepastian pasar untuk produk gas yang dihasilkan dari Blok Masela juga masih belum pasti. Situasi itu akan ikut membuat pengembangan lapangan menjadi sulit nantinya. 

“Saya mendorong perusahaan yang punya pasar, punya jaringan untuk pasarnya karena itu juga akan menentukan ini jalan atau tidak,” kata dia.

Sebelumnya, Pertamina dipastikan segera mengakuisisi 35 persen hak partisipasi Shell Upstream Overseas Ltd di Blok Masela. Sebagai komitmen pengambilalihan saham tersebut, Pertamina disebut akan melakukan pembayaran separuh dari harga akuisisi yang ditawarkan Shell pada akhir bulan ini. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa kedua belah pihak telah menyepakati harga akuisisi saham Shell di Blok Masela. Arifin enggan membocorkan besaran harga tersebut. Namun, menurutnya, harga yang ditawarkan Shell telah sesuai dengan harapan Pertamina. 

"Angka sudah ada. Masuk lah dalam targetnya yang akan ngambil PI [participating interest]," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, dikutip Sabtu (17/6/2023). 

Perjanjian jual beli saham atau sales and purchase agreement hak partisipasi Shell di Blok Masela ditargetkan rampung pada akhir Juni 2023 ini. Arifin pun menuturkan bahwa sebagai bentuk komitmen Pertamina mengambil alih saham Shell, Pertamina akan menyetor 50 persen dari harga jual saham yang ditawarkan Shell terlebih dahulu.

"Akan diselesaikan akhir bulan ini, itu [pembayaran] separuhnya. Separuh dulu sebagai tanda jadi," katanya.

Blok Masela merupakan salah satu prospek ladang migas terbesar di Indonesia. Produksinya diestimasikan dapat mencapai 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMscfd, serta 35.000 barel kondensat per hari (bcpd).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, perseroan memiliki kepentingan untuk segera mengambilalih aset yang telah lama terbengkalai itu sebagai upaya untuk meningkatkan nilai kapitalisasi atau market cap perusahaan migas pelat merah tersebut saat ini.  

Selain itu, kata Nicke, penyelesaian proses ambilalih hak pengelolaan itu diharapkan ikut meningkatkan penerimaan negara serta daerah sekitar nantinya.   

“Yang harus segera kita finalkan itu Blok Masela, giant block ini bisa segera dengan masuknya Pertamina, komitmen kami sesegera mungkin bisa mengembangkannya agar gas di dalam perut bumi ini bisa dimonetisasi,” kata Nicke dalam media briefing capaian kinerja 2022 Pertamina, Jakarta, Selasa (6/6/2023). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper