Bisnis.com, JAKARTA — PT Freeport Indonesia (PTFI) memastikan terus mendukung kebijakan hilirisasi Pemerintah dan sedang melakukan investasi besar dalam pembangunan smelter baru, sesuai mandat dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Berdasarkan laporan yang diterima Bisnis, pabrik tembaga atau fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga, yang diklaim sebagai yang terbesar di dunia itu, telah mencapai 70,6 persen dari sisi pembangunan.
Berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus Industri Java Integrated dan Industrial Port Estate (KEK JIIPE) Manyar, Gresik, Jawa Timur. Pembangunan smelter tembaga tersebut memakan biaya mencapai US$2,2 miliar atau sekitar Rp33 triliun dari total US$3 miliar atau Rp45 triliun.
Secara terperinci, total biaya tersebut digunakan untuk pemadatan tanah hingga pemasangan tiang pancang. Pembangunan tiang pancang telah selesai hingga 100 persen, pekerjaan beton di 67 persen, instalasi baja 36 persen, instalasi baja di area tangki 32 persen, dan pembangunan pelabuhan sudah 98,6 persen.
Selanjutnya, smelter single line atau satu jalur terbesar di dunia ini diklaim mampu menyerap konsentrat tembaga hingga 1,7 juta ton per tahun. Kemudian, produk katoda tembaga yang dihasilkan bisa mencapai 600.000 ton per tahun.
Tak hanya menghasilkan katoda tembaga, produk sampingan lain juga akan dihasilkan oleh smelter ini mulai dari produk yang terkandung dalam lumpur anoda yakni emas dan perak murni sebanyak 6.000 ton per tahun, asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150.000 ton per tahun.
Baca Juga
Nantinya, total kapasitas pengolahan konsentrat smelter pada 2024 akan mencapai 3 juta dmt/tahun.
Pabrik tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) ini telah menyerap tenaga kerja di smelter anyar tersebut sebanyak 150.000 pekerja. Dengan rincian sebanyak 98 persen merupakan tenaga kerja Indonesia dan diantaranya pekerja lokal sebesar 50 persen dari Jawa Timur yang mencakuo tenaga kerja konstruksi smelter, PMR, dan ekspansi PT Smelting.
Selanjutnya, dengan gabungan kapasitas dari Smelter Baru dan Smelting Gresik, maka konsentrat PT Freeport Indonesia telah diolah 100 persen di dalam Negeri.