Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sahid Group Masih 'Wait & See' Investasi Bangun Hotel di IKN

Sahid Group masih mengkaji peluang investasi properti di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Layar menampilkan Direktur Utama Sahid Hotels & Resorts sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani memberikan paparan saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PHRI tahun 2023 yang diselenggarakan secara hybrid di Jakarta, Kamis (9/1)/Bisnis-Abdurachman
Layar menampilkan Direktur Utama Sahid Hotels & Resorts sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani memberikan paparan saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PHRI tahun 2023 yang diselenggarakan secara hybrid di Jakarta, Kamis (9/1)/Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Sahid Group masih memasang sikap melihat dan menunggu (wait and see) untuk menanamkan investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.

Direktur Utama Sahid Hotels & Resorts Hariyadi B. Sukamdani mengatakan, banyak hal yang perlu disiapkan untuk sampai pada keputusan apakah pihaknya akan berinvestasi atau tidak di IKN atau membangun properti di sana.

“IKN kita tunggu dulu,” katanya di Sahid Hotels & Resorts, Jakarta Pusat, Senin (19/6/2023).

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) itu menambahkan, hingga saat ini banyak investor yang sudah berkomitmen untuk berinvestasi di IKN. Namun, tak kunjung merealisasikan investasinya.

“Kami ya posisinya sama, kita lihat kondisinya seperti apa baru kita pertimbangkan masuknya seperti apa,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Otorita IKN mencatat sebanyak 223 surat minat investasi (letter of intent/LoI) dari perusahaan swasta telah masuk, baik dari domestik, Asia, hingga Eropa.

Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Agung Wicaksono mengungkapkan, tak sedikit perusahaan asal Eropa mulai tertarik untuk masuk dalam proyek IKN. Baru-baru ini, Prancis diketahui telah mengirimkan empat LoI.

Secara detail, negara-negara yang telah menyampaikan LoI, yakni Malaysia 16, China 15, Filipina 1, AS 9, Inggris 3, Singapura 22, Luksemburg 1, Thailand 1, Jerman 1, Jepang 26, Prancis 4, Korea Selatan 2, Spanyol 1, Finlandia 2, UEA 2, Kanada 1, dan Brunei Darussalam 1.

Untuk pertanahan, Satgas Investasi dan Percepatan Perolehan Lahan saat ini sedang mengawal ketat dan menargetkan rampung pada 27 Juli 2023.

Sementara itu, pemerintah juga telah menawarkan sejumlah paket investasi. Agung mengatakan, banyak pimpinan perusahaan asal Prancis yang menanyakan terkait berbagai insentif dan kemudahan berinvestasi.

“Mereka minta informasi dokumen-dokumennya dan dengan itu mereka bisa menyiapkan proposal mereka. Setelah itu bergulir terus, mereka akan menghitung angka-angkanya, rencana bisnisnya, studi kelayakannya, setelah itu mudah untuk negosiasi dan kemudian menghasilkan investasi,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper