Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan tambahan cadangan minyak dari optimasi pengembangan lapangan (OPL) Sumatra Light Oil (SLO) Tahap-4 Wilayah Kerja (WK) Rokan dapat menyentuh di angka 26 juta barel.
Lewat OPL Sumatra Light Oil (SLO) Tahap-4 WK Rokan yang dikerjakan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), SKK Migas memproyeksikan puncak produksi dapat menyentuh di angka sekitar 10.000 bopd.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, total investasi yang akan digelontorkan dalam OPL Tahap-4 itu sekitar Rp12,5 triliun dengan perkiraan pendapatan negara sebesar Rp10,5 triliun yang dihasilkan dari produksi 26 juta barel minyak.
“Sebagaimana kita ketahui WK Rokan masih menjadi tulang punggung produksi minyak nasional dengan rata-rata produksi sebesar 160.000 bopd [barel minyak per hari]. Kami berharap, dengan disetujuinya OPL Tahap ke 4 maka PHR dapat mencapai target produksinya,” kata Tjip, sapaan karibnya, lewat siaran pers, dikutip Minggu (18/6/2023).
Adapun, ruang lingkup dari OPL Tahap-4 yang disetujui SKK Migas meliputi, antara lain pengeboran 245 sumur dan pemutakhiran produksi untuk mengelola tambah minyak tersebut.
“Tentunya kami berterima kasih kepada Pertamina melalui PHR yang telah merealisasikan komitmen mereka untuk tetap berinvestasi di WK Rokan. Selain berupaya untuk dapat memenuhi target produksi nasional, investasi ini diharapkan juga mampu memberikan multiplier effect kepada masyarakat di Provinsi Riau,” lanjut Dwi.
Baca Juga
Multiplier effect yang diharapkan terkait dengan terciptanya bisnis penyedia barang dan jasa bagi para pengusaha lokal, terbukanya kesempatan untuk lapangan usaha, penyerapan tenaga kerja lokal, dan adanya program tanggung jawab sosial dari KKKS.
“Industri hulu migas tidak hanya memberikan dampak positif yang bersifat teknis, tetapi juga non-teknis utamanya bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi,” kata dia.
Sebelumnya, Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi segera melakukan pengeboran untuk mencari potensi minyak dan gas (migas) bumi nonkonvensional (MNK) di Blok Rokan.
Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi (PHE) Muharram Jaya Penguriseng mengatakan, pengembangan lapangan MNK menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan cadangan migas di dalam negeri.
PHE akan mulai melakukan pengeboran dua sumur MNK di Wilayah Kerja Rokan, yakni sumur Gulamo dan Kelo. Dalam melakukan pengeboran ini, PHE menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat, EOG Resources.
"[Pengeboran] sumur tersebut tinggal menunggu rig saja. Kami sudah masuk persiapan pengeboran, untuk Kelo itu sedang mengurus izin lingkungan untuk pengeboran. Saya kejar tim tuntaskan 2023," ujarnya dalam kujungan ke Kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (23/5/2023).