Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) menantikan kebijakan pemerintah yang dapat mendukung keberlangsungan industri tembakau.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Keuangan telah menetapkan cukai hasil tembakau lintas tahun untuk 2023 dan 2024.
“Kami mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas penetapan kebijakan Cukai Hasil Tembakau lintas tahun untuk 2023 dan 2024 yang memberikan kepastian berusaha. Kami berharap hal ini dapat diimbangi dengan kebijakan berikutnya yang dapat mendukung keberlangsungan industri tembakau dan menyokong pemulihan ekonomi ke tingkat sebelum pandemi,” ujar Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis dalam keterangan resmi, Jumat (9/6/2023).
Dia berpendapat bahwa iklim usaha yang dapat diprediksi adalah kunci dalam mewujudkan penciptaan nilai yang berkelanjutan untuk ekosistem yang lebih luas, terutama bagi perusahaan dengan rekam jejak investasi yang panjang di Indonesia.
Sampoerna telah merealisasikan salah satu investasi strategisnya.
Entitas anak Philip Morris tersebut meresmikan fasilitas produksi produk tembakau tanpa asap di Karawang, Jawa Barat. Nilai investasi fasilitas tersebut mencapai US$186 juta dan berorientasi ekspor.
Baca Juga
Vassilis mengemukakan bahwa industri tembakau telah menghadapi tantangan besar akibat pandemi Covid-19 dan kenaikan cukai dua digit.
Kebijakan cukai teranyar telah memperlebar kesenjangan antarsegmen rokok dan memicu aksi downtrading pada konsumen.
Terlepas dari tantangan tersebut, dia menyebutkan bahwa kinerja Sampoerna pada 2022 mencerminkan fundamental bisnis yang kokoh.
Hal ini setidaknya tecermin pada volume penjualan rokok yang mencapai 86,8 miliar batang pada 2022. Angka itu merefleksikan kenaikan 4,8 persen daripada 2021 yang mencapai 82,8 miliar batang.
“Fundamental bisnis kami pada 2022 kokoh dengan kekuatan portofolio merek kami di segmen sigaret buatan mesin maupun linting tangan, jangkauan pasar yang kuat, dan organisasi yang tangguh,” katanya.
Meskipun profitabilitas kembali mengalami penurunan dan masih berada di bawah tingkat sebelum pandemi, Vassilis mengatakan profitabilitas utama meningkat selama paruh kedua 2022, baik dibandingkan dengan semester I/2022 maupun dengan 2021 karena kenaikan harga sejak kuartal ketiga 2022.
Momentum positif ini berlanjut di kuartal I/2023 dengan pendapatan bersih HMSP mencapai Rp27 triliun dan laba bersih Rp2,2 triliun, naik masing-masing sebesar 3,1 persen dan 12,8 persen persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada kuartal pertama 2023 ini, pangsa pasar Sampoerna meningkat menjadi 28,5 persen, atau naik 0,2 basis poin dibandingkan kuartal I/2022.