Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indika Energy (INDY) Butuh US$900 Juta, Kembangkan Bisnis Non Batu Bara

INDY telah mengantongi rencana jangka panjang mengurangi ketergantungan bisnis sektor tambang batu bara.
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane oleh anak usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY)./indikaenergy.co.idrn
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane oleh anak usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY)./indikaenergy.co.idrn

Bisnis.com, JAKARTA – PT Indika Energy Tbk. (INDY) mengalokasikan lebih US$900 juta hingga 2025 untuk investasi di sektor non batubara.

Wakil Direktur Utama & CEO Grup INDY Aziz Armand menyampaikan perseroan harus mempersiapkan dengan matang proses transisi ke energi yang lebih bersih, karena membutuhkan dukungan pendanaan yang besar. Selain aspek pendanaan, perseroan juga membutuhkan kerja sama, komitmen dan kolaborasi semua pihak dalam menciptakan dampak yang lebih meluas dari proses transisi tersebut.

Sesuai dengan komitmen perusahaan, saat ini perseroan telah memiliki rencana jangka panjang dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke praktik dan bisnis yang menerapkan prinsip berkelanjutan.

“Kami berkomitmen untuk tidak melakukan investasi baru di sektor batu bara. Kami mengalokasikan lebih dari US$ 900 juta hingga 2025 untuk investasi dan pengembangan bisnis non batu bara yang meliputi sektor logistik dan infrastruktur, energi terbarukan, kendaraan listrik dan ekosistemnya, mineral, dan nature-based solutions,” terangnya kepada Bisnis, Kamis (8/6/2023).

Dia melihat potensi Indonesia dalam menuju transisi energi masih besar. Misalnya saja di sektor kendaraan listrik, di mana Indonesia merupakan pasar potensial untuk kendaraan roda dua listrik.

Saat ini, Indonesia memiliki tingkat penetrasi kepemilikan kendaraan roda dua tertinggi di dunia atau sekitar 42 persen, berdasarkan jumlah kendaraan yang dimiliki per 100 penduduk.

Angka tersebut merupakan pasar terbesar ketiga untuk kendaraan roda dua secara umum dengan 6 juta sepeda motor terjual setiap tahunnya. 

Demikian halnya di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), dia juga menilai Indonesia semakin memerlukan energi bersih yang dapat diandalkan. Berdasarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat potensi EBT mencapai 417 GW, dengan 207,8 GW di antaranya berasal dari energi matahari.

Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, dia berpendapat sektor EBT menjadi semakin kompetitif, termasuk peluang pengembangan EBT di Indonesia yang terbuka lebar. 

Khusus pada 2023, INDY juga mengalokasikan belanja modal untuk anak usahanya Ilectra Motor Group (IMG) yang mengembangkan kendaraan listrik dan ekosistemnya mencapai US$17,8 juta. Sementara untuk EMITS yang mengembangkan solusi tenaga surya mencapai US$50 juta, dan Indika Nature yang mengembangkan solusi berbasis alam mencapai US$21,3 juta.

Dia menuturkan ada sejumlah tantangan yang masih harus dihadapi oleh para pelaku dalam proses menuju transisi energi, yakni investasi untuk teknologi yang masih cukup tinggi, implementasi kebijakan yang mendukung, pengembangan sumber daya manusia hingga perkembangan geopolitik dan perekonomian global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper