Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor China Mei 2023 Turun 7,5 Persen, Harapan Pemulihan Ekonomi Terancam

Biro Statistik China (NBS) melaporkan ekspor turun 7,5 persen (year-on-year/yoy) menjadi US$285 miliar.
Ekonomi China./.Reuters
Ekonomi China./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor China terkontraksi untuk pertama kalinya sejak tiga bulan terakhir pada bulan Mei 2023 akibat melemahnya permintaan global.

Mengutip dari pemberitaan Bloomberg, Rabu (7/6/2023), Biro Statistik China (NBS) melaporkan ekspor turun 7,5 persen (year-on-year/yoy) menjadi US$285 miliar, jauh dari perkiraan penurunan oleh para analis sebesar 1,8 persen. 

Berdasarkan laporan, ekspor ke sebagian besar negara tujuan mengalami kontraksi. Tercatat adanya penurunan dua digit ke negara-negara seperti AS, Jepang, Asia Tenggara, Prancis dan Italia. 

Di lain sisi, impor turun 4,5 persen menjadi US$215 miliar dengan surplus perdagangan sebesar US$66 miliar. Data tersebut lebih baik dari proyeksi analis yang memproyeksi penurunan sebesar 8 persen.

Berdasarkan survei Bloomberg, para ekonom memperkirakan ekspor China akan berkontraksi selama setahun penuh. 

Ekonom China di Bloomberg Economics Eric Zhu juga mengatakan bahwa penurunan ekspor dan impor China pada Mei 2023 menjadi bukti lemahnya permintaan yang dapat ‘melumpuhkan’ pemulihan, baik dalam luar negeri maupun dalam negeri. 

Adapun pandangan Zhu berdasarkan data juga semakin kuat, bahwa perlu diperlukan lebih banyak dukungan kebijakan termasuk penurunan suku bunga. Ia memperkirakan bank sentral akan melakukan penurunan suku bunga secepatnya pada bulan ini. 

Spekulasi dari ekonom lain juga berkembang bahwa China perlu lebih memberikan banyak stimulus untuk mendorong pertumbuhan.

Beberapa ekonom juga memperkirakan bank sentral memangkas rasio cadangan wajib untuk bank-bank dalam beberapa bulan mendatang. Ekonom lain juga berpendapat bahwa pemangkasan suku bunga diperlukan, mungkin paling cepat pekan depan. 

Pemerintah sendiri menetapkan target pertumbuhan yang relatif konservatif sekitar 5 persen untuk 2023. Sebagian besar ekonom berharap target ini tercapai, dengan penurunan aktivitas baru-baru ini

Untuk data lainnya, aktivitas manufaktur berkontraksi pada Mei 2023. Pertumbuhan penjualan rumah juga mengalami perlambatan. 

Sementara itu aktivitas industri tertinggal, pengeluaran konsumen untuk perjalanan dan restoran sejauh ini diketahui mendorong pemulihan ekonomi. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper