Bisnis.com, JAKARTA – Sektor transportasi tercatat menjadi kelompok pengeluaran yang menekan inflasi pada Mei 2023, baik secara bulanan (month-to-month/mtm) maupun tahunan (year-on-year/yoy).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan, infilasi Mei 2023 sebesar 0,09 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan April 2023 yang mencapai 0,33 persen.
Penurunan juga terjadi pada inflasi tahunan yang tercatat sebear 4 persen, turun dari April 2023 dengan nilai 4,33 persen (yoy).
“Utamanya didorong oleh penurunan harga secara umum pada kelompok pakaian dan alas kaki serta kelompok transportasi,” ungkapnya dalam Rilis BPS, Senin (5/6/2023).
Lebih terperinci, Pudji menjelaskan, angkutan udara pascalebaran dan Ramadan terjadi deflasi 5,26 persen (mtm) dan memberikan andil deflasi sebesar 0,06 persen.
Padahal, pada bulan sebelumnya kelompok tarif angkutan udara menjadi pendorong utama inflasi April 2023 dan mengalami inflasi hingga 5,97 persen (mtm).
Baca Juga
“Kelompok ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, di mana inflasi tarif angkutan udara masih berlanjut pascalebaran Mei 2022,” tambahnya.
Fenomena ini juga tergambar di 10 kota IHK yang mengalami deflasi terdalam, seperti Kupang yang mencatatkan deflasi 0,79 persen, utamanya tertahan oleh komoditas tarif angkutan udara yang dengan deflasi sebesar 0,85 persen.
Hal serupa juga terjadi di Kota Tanjung Pinang yang mengalami deflasi 0,27 persen, di mana tarif angkutan udara deflasi sebesar 0,11 persen.
Adapun, inflasi Mei 2023 melanjutkan tren penurunan bahkan tercatat terendah sepanjang tahun ini.