Bisnis.com, JAKARTA - AS berhasil menghindari gagal bayar utang di detik-detik terakhir setelah penandatanganan Undang-undang penangguhan utang. Hal itu berarti ada sejumlah pemangkasan yang cukup dalam untuk program Gedung Putih. Namun, Presiden Joe Biden melihat dari sisi yang berbeda.
Sementara itu, inflasi pada Mei 2023 diperkirakan akan menurun dibandingkan inflasi April 2023. Meski begitu, kenaikan inflasi pada Mei masih mungkin terjadi karena faktor-faktor tertentu.
Berita tentang pagu utang AS dan proyeksi inflasi Mei 2023 di Tanah Air bersama berbagai berita lainnya setiap hari disajikan Bisnisindonesia.id secara analitis dan lebih mendalam.
Berikut lima berita pilihan dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Senin (5/6/2023).
1. Pagu Utang AS Ditangguhkan, Kemenangan Republik Atau Demokrat?
Amerika Serikat berhasil menghindari gagal bayar utang di detik-detik terakhir setelah penandatanganan Undang-undang penangguhan pagu utang. Demokrat tampaknya memang harus berlapang dada setelah kesepakatan penangguhan plafon utang Amerika Serikat berarti bakal memangkas anggaran belanja pemerintah.
Baca Juga
Presiden AS Joe Biden menandatangani UU yang akan memperpanjang masa penangguhan pagu utang hingga 2 tahun ke depan. Hal itu dilakukan secara tertutup, hanya sehari sebelum gagal bayar bisa terjadi yang dapat menyeret negara adidaya ini ke dalam resesi.
Kesepakatan antara Gedung Putih dan DPR AS akhirnya tercapai setelah perdebatan alot di antara keduanya yang mempertahankan masing-masing agendanya. Ketua DPR Kevin McCarthy menolak kenaikan pagu utang tanpa adanya pemangkasan anggaran yang mendalam.
Sebelumnya, Departemen Keuangan AS telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan dapat membayar semua tagihannya pada hari Senin, (5/6/2023), jika Kongres gagal bertindak saat itu.
DPR yang dikuasai Republik memberikan suara 314 banding 117 untuk menyetujui RUU itu, dan Senat yang dikuasai Demokrat memberikan suara 63 banding 36.
Fitch Ratings mengatakan pada hari Jumat bahwa peringkat kredit "AAA" Amerika Serikat akan tetap dalam pengawasan negatif, meskipun ada kesepakatan yang akan memungkinkan pemerintah untuk memenuhi kewajibannya.
2. Meneropong Prospek BPD Saat Laba Merosot
Bank pembangunan daerah (BPD) mencatatkan penurunan laba bersih pada awal tahun ini atau kuartal I/2023, sejumlah tantangan menghadang. Meski demikian, kinerja penyaluran kredit bank daerah ini tetap moncer.
Penurunan laba bersih bank daerah pada awal tahun ini terekam dari kinerja tiga BPD raksasa yakni PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM), dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah atau Bank Jateng.
Bank BJB mencatatkan penyusutan laba bersih 37 persen yoy menjadi Rp357,78 miliar pada kuartal I/2023. Bank Jatim mencatatkan penurunan laba bersih 32,71 persen yoy menjadi Rp305,21 miliar pada kuartal I/2023. Lalu, laba Bank Jateng turun 17,88 persen yoy menjadi Rp385,16 miliar pada kuartal I/2023.
Bank BJB, Bank Jatim, dan Bank Jateng merupakan bank daerah raksasa atau terbesar di Indonesia berdasarkan nilai aset.
Bank BJB mempunyai aset Rp175,86 triliun, Bank Jatim Rp96,61 triliun, dan Bank Jateng Rp85,83 triliun pada kuartal I/2023.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) yang juga merupakan Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan salah satu faktor yang memengaruhi kinerja keuangan perbankan termasuk bank daerah pada awal tahun ini adalah tren peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Faktor suku bunga acuan yang sudah naik 225 basis poin (bps) sejak pertengahan 2022 memengaruhi kinerja perbankan, salah satunya biaya dana atau cost of fund. Hal ini kemudian memengaruhi raihan pendapatan bunga bersih bank.
3. Masalah Berulang Garuda Indonesia di Musim Haji
Kementerian Agama meradang setelah maskapai Garuda Indonesia menunda keberangkatan jemaah haji di embarkasi Banjarmasin pada Sabtu (3/6/2023). Masalah ini berefek domino bagi jadwal para jemaah selama di Tanah Suci.
Protes ini dilayangkan oleh kementerian untuk perusahaan pelat merah itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, peristiwa serupa sudah berkali-kali terjadi saat keberangkatan jemaah di Banjarmasin.
Direktur Layanan Haji dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab menejalaskan bahwa penundaan tersebut berdampak terhadap keberangkatan 328 calon jemaah haji kelompok terbang (kloter) 4 Embarkasi Banjarmasin atau BDJ 04.
Kejadian sejenis pernah dialami jemaah asal Banjarmasin pada operasional haji 2022. Saat itu, kepulangan mereka tertunda karena ada persoalan teknis. Momen serupa juga menimpa jemaah embarkasi sama pada 2019. Bahkan saat itu, peristiwa yang terjadi berdampak pada tertundanya keberangkatan tiga kloter berikutnya.
Keberangkatan calon jemaah haji di Banjarmasin tertunda akibat adanya kerusakan teknis pesawat Garuda Indonesia. BDJ 04 sedianya diberangkatkan pada 3 Juni 2023 pukul 02.40 WITA. Sesuai jadwal, jemaah haji diberangkatkan pada 2 Juni 2023, pukul 23.00 WITA, ke Bandara Samsuddin Noor.
Tak disangka, jemaah terpaksa kembali ke Asrama Haji karena ada informasi kerusakan teknis pesawat.
Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan kendala teknis tersebut diketahui setelah petugas maskapai bersama tim terkait tengah melakukan inspeksi akhir kesiapan armada yang akan dioperasikan penerbangan menuju Madinah bagi kloter 4.
4. Memantik Gairah Pemulihan Bisnis Perhotelan & Pariwisata Bali
Pulau Bali kembali memperoleh angin segar dunia pariwisata dan perhotelan usai badai hantaman Pandemi Covid-19.
Mulai Kamis 1 Juni 2023, pesawat penumpang terbesar di dunia, Emirate A380 dengan rute Denpasar – Dubai beroperasi menggantikan armada Boeing 777-300ER. Airbus A380 akan melayani penerbangan dengan kapasitas 516 penumpang dengan rincian 14 kursi first class, 79 kursi kelas bisnis, dan 426 kursi kelas ekonomi.
Beroperasinya pesawat terbesar di dunia tersebut diyakini akan meningkatkan turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman) ke Pulau Dewata. Terlebih, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membidik peningkatan kunjungan dua kali lipat dibandingkan dengan 2022 menjadi 8,5 juta kunjungan.
Gubernur Bali Wayan Koster mengincar jumlah kenaikan wisatawan hingga 2 kali lipat pada akhir 2023 atau menjadi 5 juta wisawatan, seiring membaiknya ekonomi lokal setelah pandemi Covid-19. Dalam catatan Bisnis, jumlah kunjungan wisman di Bali sepanjang 2022 tembus 2,3 juta orang. Angka ini lebih tinggi dari target yang dipatok pemerintah yakni 1,5 juta orang.
Koster optimistis jumlah wisatawan bisa naik 2 kali lipat di tahun ini. Terlebih, dengan bertambahnya penerbangan rute Dubai – Bali dari Emirates A380 yang akan menambah jumlah kunjungan ke Bali. Emirates memiliki kontribusi bagi kunjungan pariwisata Bali dan menggerakan sektor pariwisata Bali.
Menurutnya, hal ini menunjukan kepercayaan menejemen Emirates terhadap sektor pariwisata di Bali sebagai pasar potensial untuk dipasarkan ke seluruh pelanggan Emirates. Dia berharap maskapai lain juga bisa menerbangkan Airbus di Bali, untuk mempercepat pemulihan pariwisata.
5. Proyeksi Inflasi Mei 2023 di Saat Harga Telur Melambung Tinggi
Ekonom serta Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu dan Bank Indonesia menilai inflasi pada Mei 2023 akan menurun dibandingkan inflasi April 2023. Meski begitu, kenaikan inflasi pada Mei masih mungkin terjadi karena faktor-faktor tertentu.
Sementara itu, sejumlah faktor berpotensi menyumbang inflasi pada Mei 2023, salah satunya harga telur ayam ras yang mendekati rekor termahal dalam 5 tahun terakhir.
Harga telur ayam ras bersama daging ayam ras, bawang merah, dan bawang putih diproyeksi BPS akan memberikan andil terhadap inflasi Mei 2023.
Di sisi lain, penurunan harga emas sepanjang Mei diproyeksi ekonom sebagai faktor rendahnya inflasi inti dibandingkan April 2023.
Seiring melemahnya permintaan masyarakat usai Ramadan dan Lebaran pada April lalu tingkat inflasi diperkirakan melandai pada Mei 2023.
Dalam kalkulasi Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede inflasi Mei 2023 akan berkisar di level 0,32 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), sementara inflasi secara tahunan year-on-year (yoy) di posisi 4,24 persen.
Perkiraan itu lebih rendah dibandingkan inflasi April yang bertengger di angka 0,33 persen mom dan 4,33 persen yoy.
Josua memperkirakan inflasi inti akan berkisar di level 2,81 persen yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 2,83 persen yoy.
Hal itu sejalan dengan penurunan harga emas sepanjang Mei yang mencapai sekitar minus 0,84 persen mtm.
“Inflasi harga diatur pemerintah diperkirakan akan melandai sejalan dengan normalisasi tarif transportasi yang meningkat pada April lalu,” ujar Josua, Kamis (1/6/2023).
Jika inflasi Mei 2023 melandai ke level 4,24 persen yoy, maka hal itu akan menjadi yang terendah selama satu tahun terakhir atau sejak Mei 2022.
Dalam kurun setahun, inflasi mencapai titik puncak pada September 2022 atau ketika pemerintah menaikkan harga BBM.
Josua mengatakan inflasi ke depan diperkirakan akan terkendali di level kurang dari 4 persen pada akhir 2023, sekalipun inflasi harga bergejolak berpeluang meningkat pada semester II/2023 di tengah adanya potensi El Nino
Selain itu, suku bunga kebijakan Bank Indonesia (BI) saat ini diperkirakan bakal tetap konsisten untuk menjangkar ekspektasi inflasi.